Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sawit, Omnibus Law, dan Norwegia, Ada Apa?

Sawit, Omnibus Law, dan Norwegia, Ada Apa? Petani memetik tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Desa Pasi Kumbang, Kecamatan Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Kamis (11/6/2020). Harga TBS kelapa sawit tingkat petani sejak tiga bulan terakhir turun dari Rp1.100 per kilogram menjadi Rp700 per kilogram dampak dari wabah COVID-19. | Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas

Dalam regulasi ini, firma atau lembaga yang mewakili kepentingan kekuatan asing dalam kapasitas politik atau kuasi-politik diwajibkan untuk mengungkapkan hubungan mereka dengan pemerintah asing dan informasi tentang aktivitas dan keuangan terkait.

Dana yang digelontorkan untuk kebijakan biofuel bebas deforestasi tersebut sebesar US$194.508,4 (atau sekitar Rp2,85 miliar). Sementara itu, kegiatan memengaruhi tata kelola pemerintah atau korporasi untuk praktik no deforestasi sawit mencapai US$219.087,1 (atau sekitar Rp3,22 miliar).

Selain itu, Mighty Earth juga memeroleh sumber dana dari European Federation for Transport and Environment, the Center for International Policy, dan AidEnvironment and National Wildlife Federation dari hibah NORAD. Berbagai kampanye negatif yang dilakukan oleh Mighty Earth dapat merugikan posisi Indonesia sebagian produsen utama sawit. 

Baca Juga: Pecah Telur! Kelompok Sawit Swadaya Ini Dapat Sertifikat RSPO

Perlu diingat, Norwegia bukanlah konsumen utama minyak kelapa sawit. Impor minyak sawit dari negara ini tidaklah sebesar Belanda, Italia, dan Jerman. Lalu pertanyaanya, mengapa Norwegia rutin tebar duit terhadap NGO global seperti Rainforest Foundation Norway dan Mighty Earth jika bukan bertujuan mendanai kampanye anti-deforestasi sawit?

Mengutip Sawitindonesia.com, "negara beri bukota Oslo ini termasuk produsen besar minyak bumi yang termasuk bisnis ekstraktif. Ataukah  Norwegia khawatir bisnis minyak buminya akan tersaingi gagasan besar minyak sawit untuk dijadikan bahan bakar kendaraan. Apalagi, Indonesia mempunyai rencana untuk mensubstitusi minyak fosil dengan saiwt. Tidak menutup kemungkinan adanya motif ini."

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: