Kisah Perusahaan Raksasa: Lukoil, Industri Migas Belia dari Rusia Berharta USD120 Miliar
Hubungan itu masuk akal bagi kedua belah pihak. Lukoil akan menerima uang tunai untuk meningkatkan fasilitas serta akses yang saat itu sangat dibutuhkan. Sementra ARCO akan mendapatkan akses ke cadangan minyak baru. Dan lagi, ketertarikan ARCO membawa untung bagi Lukoil karena ia menandatangani perjanjian 18 tahun untuk berkomitmen senilai 5 miliar dolar untuk sama-sama mengembangkan proyek di Rusia.
Pada 1997, kapitalisasi pasar yang dimiliki Lukoil telah mencapai 9 miliar dolar AS. Perusahaan lantas berencana menerbitkan 10 juta saham baru perusahaan. Di sisi lain, pemerintah Rusia yang sedang membutuhkan uang tunai akhirnya memutuskan menjual 15 persen kepemilikan sahamnya di Lukoil.
Di tahun yang sama, Lukoil mulai masuk ke pasar bensin di AS. Langkah ini dimulai ketika kerja sama dengan Nexus Fuels dari California diteken. Kerja sama ini juga menghasilkan kontrak untuk membangun5.000 pusat pengisian bahan bakar di seluruh AS.
Lukoil terus melaju di tengah penurunan harga minyak mentah dan krisis ekonomi negara. Perusahaan ini kemudian bekerja sama dengan Conoco pada 1998 untuk mengembangkan cadangan migas di wilayah Rusia utara. Ia juga bergabung dengan konsorsium perusahaan minyak termasuk Texaco dan Exxon.
Setelah pendapatan tahunan turun dari 9 miliar dolar AS pada 1997 menjadi di bawah 4 miliar pada 1998, harga minyak mulai kembali naik, sehingga pada 1999, Lukoil menghasilkan rekor 9,75 miliar dolar per tahun. Kondisi ini dengan cepat dipertahankan Lukoil lewat sejumlah akuisisi.
Di awal dekade 2000-an, Lukoil membeli ritel bensin Petty Petroleum seharga 71 juta dolar AS. Keadaan apik ini didukung oleh iklim ekonomi Rusia yang semakin membaik sejak jatuhnya Uni Soviet.
Dengan cadangan minyak yang mungkin bisa mencapai 100 miliar barel, wilayah Rusia tampak lebih menjanjikan daripada lima miliar hingga 16 miliar barel yang dapat direalisasikan di Suaka Margasatwa Nasional Arktik Alaska yang diindikasikan oleh Presiden George W. Bush akan diizinkan untuk disadap.
Pada September 2004, ConocoPhillips membeli 7,6 persen saham Lukoil seharga sekitar 2 miliar dolar AS. Menurut beberapa komentator, penjualan kesepakatan ini sudah direncanakan sebelumnya dalam pertemuan pribadi antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan presiden dan CEO ConocoPhillips, James Mulva.
Setelah lelang, Lukoil dan ConocoPhillips mengumumkan pembentukan aliansi strategis. Kemudian, perusahaan AS itu meningkatkan kepemilikannya menjadi 20 persen di Lukoil dan dijual ke perusahaan Rusia bagian dari jaringan pompa bensinnya di Amerika Serikat dan Eropa Barat. Kedua perusahaan minyak juga sepakat untuk bersama-sama mengembangkan ladang minyak dan gas di wilayah Timan-Pechora utara Rusia dan bermaksud untuk mendapatkan hak untuk mengembangkan Lapangan Qurna Barat di Irak, salah satu yang terbesar di negara itu.
Dari 2010 hingga Februari 2011, ConocoPhillips menjual seluruh 20 persen sahamnya di Lukoil karena situasi keuangan yang sulit. Pada September 2012, Lukoil membuat pusat layanan bersama di Republik Ceko untuk menyediakan layanan akuntansi kepada anak perusahaannya di Belgia, Polandia, dan Bulgaria.
Pada Desember 2012, Lukoil membeli ladang Imilor seharga 50,8 miliar rubel di Okrug Otonomi Khanty-Mansi untuk mengeksplorasi dan mengembangkan endapan hidrokarbon yang terletak di sana.
Pada Februari 2013, Lukoil menjual Kilang Minyak Odessa ke Perusahaan Bahan Bakar dan Energi Eropa Timur (VETEK) Ukraina. Bagi Lukoil, kilang minyak tidak menguntungkan ketika produksinya dihentikan paling cepat Oktober 2010 dan kilang akhirnya ditutup pada musim panas 2013. Pada April 2013, Lukoil setuju untuk membeli unit Hess Corporation Rusia seharga 2,05 miliar dolar AS.
Pada 2014, perusahaan menghadapi penurunan tajam dalam penjualan ritel di Ukraina sebesar 42 persen, yang disebabkan oleh intervensi Rusia di Ukraina. Akibatnya, manajemen Lukoil telah setuju untuk menjual 100 persen anak perusahaannya Lukoil Ukraina kepada perusahaan Austria AMIC Energy Management, yang diumumkan pada akhir Juli 2014.
Pada 2014, Lukoil menjual bengkelnya di Republik Ceko, Slovakia, dan Hongaria. Pada 2015, ia menjual stasiun servisnya di Estonia dan Ukraina, dan pada 2016, menjual stasiun layanannya di Latvia, Lituania, Polandia, dan Siprus.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: