Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kuartal III/2020: Chandra Asri Lagi-Lagi Merugi

Kuartal III/2020: Chandra Asri Lagi-Lagi Merugi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mencatatkan pendapatan bersih US$1,26 miliar pada kuartal III-2020. Pendapatan bersih ini turun US$120 juta atau 8,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$1,38 miliar.

"Pendapatan bersih menurun 8,6% menjadi US$1,26 miliar dari US$1,38 miliar akibat dari harga penjualan rata-rata produk yang lebih rendah terutama untuk Olefins dan Polyolefins," kata Direktur Chandra Asri Petrokimia, Suryandi, dalam keterangan resminya, Jakarta Senin (26/11/2020).

Baca Juga: Keren! Pabrik MTBE dan B1 Chandra Asri Sudah Beroperasi

Hal ini membuat TPIA merugi. Pada kuartal III-2020, TPIA mencatat rugi bersih US$19 juta. Hal ini berbeda jika dibandingkan periode yang saham tahun sebelumnya yang masih mencatatkan laba bersih US$32,1 juta. Namun, kerugian ini menyusut dari kuartal II-2020.

"Penurunan sebesar US$51 juta sebagian besar disebabkan oleh margin produk yang terkompresi pada kuartal I 2020, diimbangi oleh pengendalian biaya atas pengeluaran operasi yang lebih ketat dan pajak yang lebih rendah, tetapi dengan rebound yang terjadi di semester II- 2020," katanya.

Sementara itu, pada kuartal III-2020 EBITDA turun 57,9% menjadi US$65,5 juta dari US$155,4 juta karena kemerosotan industri petrokimia global pada kuartal I-2020, di mana lemahnya permintaan akan produk petrokimia karena perang dagang AS,

Di sisi lain, perbaikan pada paruh kedua tahun 2020 ini terjadi dengan latar belakang pemulihan permintaan dari China dan Asia Timur Laut; kekuatan bisnis karena adanya permintaan akan kemasan plastik sebagai produk berbiaya rendah dan higienis; dan fokus berkelanjutan pada keunggulan operasional untuk memberikan operasi yang lancar dan aman.

"Posisi neraca kami tetap solid dengan kumpulan likuiditas sebesar US$797 juta per 30 September 2020 termasuk kas dan setara kas sebesar US$516 juta," katanya.

Sementara itu, Chandra Asri secara proaktif melakukan percepatan pelunasan sebesar US$125 juta dari secured term loan terakhir pada Juli 2020 (semestinya jatuh tempo pada tahun 2023); membeli kembali obligasi US$ sebesar US$20 juta di pasar terbuka; dan menerbitkan obligasi rupiah dalam negeri sebesar US$68 juta untuk secara proaktif mengelola struktur modal sekaligus mengurangi biaya pendanaan secara keseluruhan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: