Lihat saja sejumlah proyek pembangunan infrastruktur yang sedang digarap. Nyaris di setiap sektor ada investor China-nya. Ini pula yang dikhawatirkan Jepang sehingga tak heran jika Perdana Menteri Jepang yang baru Yoshihide Suga pun bergerak cepat bertemu dengan Presiden Jokowi pada 20 Oktober lalu.
Jepang tampaknya tidak ingin ditelikung dua kali seperti saat China tiba-tiba diberi kepercayaan menggarap mega proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, yang studi awalnya digagas Jepang.
Di luar itu, kerja sama AS-Indonesia di sektor pertahanan juga menarik dicermati. Apalagi dalam pernyataan bersama antara Retno Marsudi dengan Pompeo ditegaskan bahwa penguatan kerja sama pertahanan meliputi penguatan kemampuan pertahanan, pelatihan dan kerjasama intelijen serta kerjasama maritim.
Dari kerja sama ini bukan tidak mungkin nantinya akan ada perjanjian jual beli perangkat ketahanan yang dibungkus dalam kerangka perdagangan bilateral.
Peningkatan kerja sama antara Indonesia-AS ini juga disambut baik oleh Presiden Jokowi. Orang nomor satu di Indonesia itu bahkan mengungkapkan bahwa AS dan Indonesia selama ini adalah teman sejati (true friend) karena telah menjalin kemitraan dengan baik.
Namun, kata Jokowi, untuk mewujudkan hal tersebut tidak bisa terjadi begitu saja karena perlu usaha untuk mewujudkannya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto