Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kecam Tarif Balasan China, Menterinya Trump Ancam Hapus Saham Beijing di Wall Street

Kecam Tarif Balasan China, Menterinya Trump Ancam Hapus Saham Beijing di Wall Street Kredit Foto: Reuters/Aly Song
Warta Ekonomi, Jakarta -

Amerika Serikat (AS) buka suara terkait dengan tarif balasan sebesar 84% dari China. Tarif tersebut membuat kedua negara economy powerhouse ini bersitegang dan membuat pasar global bergejolak hebat.

Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), Scott Bessent mengecam tindakan dari China. Ia menilai kebijakan tersebut sebuah sebuah langkah yang akan menjadi bumerang untuk Beijing.

Baca Juga: Ancaman Resesi Depan Mata, Harga Minyak Global Tertekan Perang Dagang China-AS

“Saya rasa sangat disayangkan bahwa mereka tampaknya enggan untuk datang dan berunding, padahal mereka adalah pelanggar terbesar dalam sistem perdagangan internasional,” ujar Bessent, dilansir dari Reuters, Kamis (10/4).

Bessent menyampaikan bahwa sejumlah negara sekutu ingin terlibat dalam diskusi bersama untuk menyeimbangkan kembali kebijakan perdagangan dengan China.

“Inilah kemenangan besar kita. AS sedang mencoba menyeimbangkan kembali perekonomian ke arah sektor manufaktur, sementara mereka perlu beralih ke konsumsi dalam negerinya,” ungkapnya.

Bessent juga memperingatkan negara rivalnya tersebut untuk tidak mencoba melemahkan nilai tukar mata uangnya sebagai balasan terhadap tarif baru dari AS.

“Jika China mulai melakukan devaluasi, itu akan menjadi pajak bagi seluruh dunia, dan negara-negara lain akan terdorong menaikkan tarif mereka untuk mengimbanginya. Saya mendesak mereka untuk tidak melakukannya dan memilih jalan perundingan.”

Baca Juga: Nilai China Lakukan Kesalahan Besar, Trump Bakal Turun Langsung dalam Negosiasi Tarif AS

Adapun Bessent mengatakan bahwa semua opsi masih terbuka soal balasan yang akan diberikan oleh AS. Pihaknya juga membuka pintukemungkinan menghapus saham perusahaan China di Wall Street.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: