Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: Phillips 66, Taipan Minyak AS Racikan Tangan 3 Orang Saudara

Kisah Perusahaan Raksasa: Phillips 66, Taipan Minyak AS Racikan Tangan 3 Orang Saudara Kredit Foto: Reuters/Rick Wilking
Warta Ekonomi, Jakarta -

Phillips Petroleum Company atau Phillips 66 adalah salah satu perusahaan minyak terbesar di Amerika Serikat (AS). Taipan minyak ini masuk dalam daftar perusahaan terkaya dunia dalam Global 500 Fortune. 

Phillips 66 pada 2020 kini menduduki peringkat 61 dunia. Sayangnya, penurunan sebesar 4,1 persen pendapatan tahunan 109,55 miliar dolar AS harus diterima raksasa minyak ini. Selain itu, keterpurukan kembali didapat ketika laba perusahaan justru minus 45 persen menjadi 3,07 miliar dolar AS.  

Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Japan Post Holdings, Kantor Pos Terkaya di Dunia

Leamington%2C_Utah_Phillips_66.jpg

Selain itu Phillips 66 mengumumkan kerja sama bersama dengan Chevron dan Qatar Petroleum dengan nilai 8 miliar dolar AS. Kerja sama ini mendorong berdirinya terminal ekspor lepas pantai di Telok Meksiko. 

Pabrik penyulingan minyak yang berbasis di Houston, AS itu tidak bisa menyembunyikan ambisinya. Ia ingin memanfaatkan sepenuhnya serpih AS. Sayangnya harga minyak di dunia sedang mengalami penurunan drastis.

Phillips 66 memiliki sejarah panjang dalam bisnis perminyakan dunia. Pada Rabu (4/11/2020) kali ini, Warta Ekonomi bakal mengulas kisah perusahaan raksasa ini menjadi tulisan sebagai berikut.

Nama Phillips diambil dari dua aktor utama perusahaan yakni Frank dan LE Phillips bersaudara. Dibesarkan di sebuah pertanian di Iowa, Phillips bersaudara meninggalkan Iowa setelah Frank mendengar desas-desus tentang banyaknya cadangan minyak di Oklahoma, yang saat itu merupakan bagian dari Wilayah Indian. Bersama dengan yang lain Frank Phillips mendirikan Anchor Oil and Gas pada tahun 1903. 

Setelah berjuang, Frank Phillips, bergabung dengan L.E., akhirnya mulai menghasilkan uang dari minyak pada 1905. Mereka menginvestasikan kembali keuntungan mereka dengan mendirikan sebuah bank. Akhirnya, dua bersaudara itu memutuskan untuk meninggalkan bisnis minyak yang tidak menentu untuk selamanya dan berkonsentrasi pada perbankan. 

Saat Perang Dunia I meletus, harga minyak mentah dunia melonjak dari 40 sen menjadi lebih dari 1 dolar per barel. Kakak beradik ini mendirikan Phillips Petroleum Company pada tahun 1917, yang berkantor pusat di Bartlesville, Oklahoma.

history-founded.jpg

Sejak awal, Phillips bersaudara menemukan banyak gas alam saat mengebor minyak. Kebanyakan pengebor menganggap gas tidak berguna dan membakarnya di kepala sumur, tetapi Phillips bersaudara berusaha mengubahnya menjadi tanaman komersial.

Pada tahun 1917, Phillips membuka pabrik di dekat Bartlesville untuk mengekstraksi produk sampingan cair dari gas alam. Produk sampingannya bisa digunakan dalam bahan bakar motor. 

Penelitian perusahaan tentang penggunaan gas alam menerima dorongan lebih lanjut pada tahun 1926, ketika memenangkan gugatan pelanggaran paten yang diajukan oleh Union Carbide atas proses Phillips untuk memisahkan senyawa hidrokarbon.

Phillips menjadi makmur selama dekade pertamanya. Pada 1927, perusahaan itu memompa 55.000 barel minyak sehari dari lebih dari 2.000 sumur di Oklahoma dan Texas. Asetnya mencapai 266 juta dolar AS, dibandingkan dengan 3 juta dolar yang dimilikinya saat didirikan. 

Perusahaan juga memutuskan untuk memasuki bisnis penyulingan dan pemasaran pada tahun 1927, sebagai tanggapan atas penjualan mobil dan sebagai jalan keluar untuk produksinya yang terus berkembang. Pada tahun 1927, mulai mengoperasikan kilang di dekat kota Borger di Texas. Itu juga membuka pompa bensin pertamanya, di Wichita, Kansas.

about-vision-desktop.jpg?RenditionID=2

Masuknya Phillips ke dalam peritel menimbulkan masalah dalam menemukan nama merek untuk menjual bensinnya. Menurut informasi perusahaan, solusi muncul dengan sendirinya saat seorang pejabat Phillips kembali ke Bartlesville dengan mobil yang sedang dikendarai di jalan raya memakai bensin baru perusahaan.  Dia berkomentar bahwa mobilnya akan 'seperti 60.' Pengemudi melihat speedometer dan menjawab, 'Enam puluh tidak ada ... kami melakukan 66!' 

Fakta bahwa insiden itu terjadi di Highway 66 dekat Tulsa hanya memperkuat daya tarik cerita tersebut kepada para eksekutif Phillips. Perusahaan memilih Phillips 66 sebagai nama merek barunya, yang bertahan dan mencapai status klasik.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: