Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: Phillips 66, Taipan Minyak AS Racikan Tangan 3 Orang Saudara

Kisah Perusahaan Raksasa: Phillips 66, Taipan Minyak AS Racikan Tangan 3 Orang Saudara Kredit Foto: Reuters/Rick Wilking

Pada tahun 1930, Phillips menambah kapasitas penyulingan dan pengecernya dengan mengakuisisi Independent Oil & Gas Company yang dimiliki oleh Waite Phillips, saudara Phillips lainnya.

Depresi Hebat menghantam perusahaan lebih awal dan keras. Pada tahun 1931, Phillips membukukan defisit 5,7 juta dolar AS pada tahun pertama merugi. Akibatnya, gaji dipotong dan ratusan karyawan diberhentikan. Saham Phillips anjlok menjadi 3 dolar per saham, turun dari 32 dolar. 

Pada tahun 1932 seorang eksekutif muda yang menjanjikan bernama K.S. (Boots) Adams dipromosikan menjadi asisten presiden, Frank Phillips. Enam tahun kemudian, dia menggantikan Phillips sebagai presiden ketika pendiri perusahaan mengambil alih jabatan ketua. 

Boots Adams --nama panggilan masa kecil, terinspirasi oleh kecintaannya pada sepasang sepatu bot merah-- berusia 38 tahun ketika dia menjadi presiden. 

21412.B18.123.jpg

Kekuatan Phillips dalam penelitian dan pengembangan terbayar selama Perang Dunia II. Pada akhir tahun 1930-an, perusahaan mengembangkan proses baru untuk memproduksi butadiena dan karbon hitam, dua bahan utama dalam karet sintetis, yang menjadi semakin penting bagi AS setelah penaklukan Jepang di Indonesia.

Pada tahun-tahun setelah perang, Phillips mulai menuai hasil penelitian dan komitmennya terhadap gas alam dengan sungguh-sungguh. Ini menghasilkan pendapatan besar dengan melisensikan paten petrokimia ke perusahaan asing. 

Pada pertengahan dekade berikutnya, cadangannya akan mencapai 13,3 triliun kaki kubik, senilai sekitar 931 juta dolar AS. Phillips juga banyak berinvestasi dalam eksplorasi minyak, penyulingan, pengeboran gas alam, dan pabrik petrokimia. Pada tahun 1948 ia membentuk anak perusahaan baru, Perusahaan Kimia Phillips, dan memasuki bisnis pupuk ketika mulai memproduksi amonia anhidrat.

about-1.jpg

Meskipun Phillips memiliki keunggulan dibandingkan pesaingnya dalam gas alam dan bahan kimia, Phillips tertinggal dalam demam minyak asing pascaperang karena penentangan Frank Phillips terhadap usaha luar negeri.

Meskipun perusahaannya telah mulai mengebor di Venezuela pada tahun 1944, Phillips bertekad untuk mempertahankan perusahaan tersebut sebagai perusahaan domestik dan menolak hak eksklusif untuk konsesi yang menguntungkan di zona netral antara Arab Saudi dan Kuwait pada tahun 1947. 

Perusahaan tersebut akhirnya memperoleh sebuah sepertiga saham American Independent Oil, yang mengambil konsesi Timur Tengah, tetapi membutuhkan semua kekuatan persuasif Boots Adams untuk membuat bosnya menyetujuinya.

Frank Phillips meninggal pada tahun 1950 dan Adams, yang sudah lama menjadi ahli waris, menggantikannya sebagai ketua dan CEO. Di bawah Adams, Phillips terus memusatkan perhatian pada minatnya pada gas alam dan merupakan produsen terbesar negara itu pada tahun 1950-an. 

Program perluasan modalnya sangat ambisius, dengan pengeluaran mencapai puncaknya 257 juta dolar AS pada tahun 1956. Phillips juga mulai keluar dari cetakan yang membatasi yang telah dibangun oleh mendiang pendirinya.

1920s-phillips-66-phillips-petroleum_1_d75080d7e8892a87b48f621b5649bc71.jpg

Pada tahun 1960 perusahaan mengambil 50 persen saham di pabrik karbon hitam Prancis menggunakan teknologi Phillips. Usaha patungan petrokimia di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika Latin mengikuti. 

Phillips juga memperoleh konsesi pengeboran di Afrika Utara, Laut Utara, New Guinea, Australia, dan Iran. Usaha asing ini masih tidak menguntungkan ketika Boots Adams pensiun pada tahun 1964 dan menyerahkan kendali kepada Presiden Stanley Learned, tetapi perusahaan mulai menebus waktu yang hilang.

Di bawah Learned, Phillips terus melakukan diversifikasi dan ekspansi. Pada tahun 1964, mereka mengakuisisi produsen kemasan Sealright Inc. sebagai bagian dari perpindahannya ke bisnis plastik.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: