Jika situs web Anda memiliki data dalam jumlah yang besar, bot mesin pencarian perlu menggunakan crawl budget dengan bijak. Mereka perlu memilih konten apa yang harus di-crawl dan seberapa sering proses itu harus dilakukan. Ini berarti ada kemungkinan bahwa beberapa konten Anda tidak bisa di-crawl dan diindeks. Ada juga kemungkinan bahwa crawl budget akan dihabiskan pada halaman yang diarahkan pagination, dan halaman penting lainnya yang mungkin tidak pernah di-crawl atau diindeks.
Setelah menerapkan pagination di situs web, Anda perlu memprioritaskan halaman terpenting di beranda situs Anda, atau di halaman tempat pagination tersebut dimulai. Contoh di sini adalah mesin pencarian seperti Google. Hasil pencarian yang paling relevan ada di halaman pertama. Dengan cara ini, crawl budget Anda akan dihabiskan untuk konten terbaik situs Anda. Setelah pengguna berada di situs Anda, mereka memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan halaman lain sesuai struktur pagination Anda.
Baca Juga: Apa Itu Multilingual Website?
B. Dapat mengakibatkan terciptanya konten yang kurang berkualitas
Ada kasus di mana pagination dapat menghasilkan kreasi konten 'tipis'. Ini adalah konten yang menawarkan sedikit nilai bagi pengguna. Konten ini juga dapat dihasilkan dari halaman yang memiliki sedikit konten, konten duplikat, dan konten spinner.
Jika Anda membagi beberapa tipe konten dalam satu artikel yang tersebar di beberapa halaman, Anda mungkin akan mendapatkan halaman yang memuat sedikit konten. Bot mesin pencarian tidak akan memberikan peringkat konten yang tipis. Mereka menginginkan konten yang berharga dan bernilai lebih bagi pengguna sehingga menjawab maksud dari pengguna.
C. Dapat mengakibatkan terciptanya konten duplikat
Jika Anda memiliki situs e-commerce, terdapat kemungkinan bahwa semua halaman produk Anda memiliki struktur dan konten yang sama atau serupa dengan pengecualian detail spesifik pada produk tertentu.
Mereka juga cenderung memiliki kesamaan dalam SEO di halaman mereka. Misalnya, deskripsi meta, tag h1, teks jangkar, CTA, dan judul halaman.
Bot mesin pencarian mungkin tidak dapat 'memberi tahu' mengenai halaman yang memiliki konten serupa, tetapi sebenarnya mewakili produk yang berbeda. Mereka mungkin memilih untuk meng-crawl beberapa halaman dan mengabaikan beberapa halaman lainnya. Dalam kasus terburuk, mereka mungkin akan menandai situs Anda karena tersangkut masalah konten duplikat.
Cara Menerapkan Pagination dengan Benar
Google baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka tidak lagi menggunakan rel = "next" dan rel = "prev" selama bertahun-tahun dan mereka tidak lagi memberikan dukungan pada fitur tersebut. Ini adalah salah satu markup yang paling umum digunakan untuk memberi tahu bot mesin pencarian bahwa terdapat halaman tertentu yang diberi nomor halaman. Meskipun hal ini menyebabkan reaksi yang berbeda di antara pakar SEO, hal ini juga menekankan perlunya menerapkan pagination dengan benar.
Untuk memastikan bahwa situs Anda menerapkan pagination dengan benar, penting bagi Anda untuk menguji cara operasinya saat ini. Dengan cara ini, Anda bisa mengetahui apa saja yang perlu diperbaiki.
Ada berbagai langkah yang Anda butuhkan dalam pengujian pagination:
I. Periksa beberapa elemen untuk menguji kesamaan halaman situs
Klik kanan untuk mengakses elemen inspeksi. CTRL F dan ketik "canonical". Anda seharusnya dapat melihat rel = "canonical" href = "the url of the current page"
II. Alat untuk menguji apakah halaman tersebut sedang diindeks
Laporan Status Cakupan Indeks akan berguna untuk menunjukkan halaman mana yang sedang diindeks.
III. Alat untuk memeriksa halaman yang menggunakan kata kunci yang sama
Bot mesin pencari harus dapat memahami halaman yang memiliki kesamaan kata kunci tertentu. Dengan cara ini, mereka dapat mengetahui bahwa halaman tersebut saling berkaitan. Alat yang dapat digunakan disini adalah pi Datametrics.
Setelah mendapatkan data tentang bagaimana situs Anda menerapkan pagination, Anda sekarang siap untuk memperbaiki masalah yang telah teridentifikasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Puri Mei Setyaningrum