Mengenal BioNTech: Mitra Pfizer di Balik Keberhasilan Vaksin Covid-19
BioNTech yang terdaftar di Nasdaq pada awal tahun ini telah melihat sahamnya melonjak lebih dari 230%. Kapitalisasi pasarnya pun hampir USD27 miliar (Rp382 triliun). Menurut surat kabar mingguan Welt am Sonntag, Sahinby dan Tureci sekarang berada di antara 100 orang Jerman terkaya.
Pada bulan Januari 2020, Sahin menginstruksikan perusahaannya untuk mencurahkan segala sumber dayanya untuk menangani virus corona.
BioNTech yang telah bekerja sama dengan Pfizer dalam vaksin flu kemudian setuju untuk kembali menjalin kerja sama dengan raksasa farmasi Amerika itu pada bulan Maret.
"Kami adalah perusahaan imunoterapi generasi berikutnya," kata Sahin kepada "Power Lunch" CNBC. "Teknologi di balik vaksin ini, teknologi messenger RNA, dan kandidat vaksin telah dikembangkan di Jerman." tambahnya.
Sahin kemudian menjelaskan bahwa BioNTech menangani pembuatan bets untuk uji klinis. BioNTech juga mengkhususkan diri pada sel-T, bagian penting dari sistem kekebalan, dan menyelidiki tanggapan kekebalan sel-T untuk vaksin ini.
Sahin menambahkan, sementara Pfizer menangani uji klinis di AS, BioNTech melakukan uji coba sendiri di Jerman. Ia menambahkan bahwa Pfizer bertanggung jawab untuk melaksanakan uji coba tahap akhir global yang menghasilkan pengungkapan kemanjuran 90%.
Namun, distribusi vaksin ini kemungkinan akan menjadi tantangan. Vaksin Pfizer memerlukan suhu penyimpanan minus 94 derajat Fahrenheit atau minus 34 derajat Celcius. Vaksin ini juga tidak dapat dikeluarkan lebih dari empat kali.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: