Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sadis! Bill Gates Beri Komentar Menohok untuk Sosmed Baru Saingan Facebook

Sadis! Bill Gates Beri Komentar Menohok untuk Sosmed Baru Saingan Facebook Kredit Foto: Reuters/Simon Dawson
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pasca pemilu, banyak kaum konservatif dan beberapa ekstremis pindah sosmed ke Parler, aplikasi media sosial konservatif yang didanai oleh megadonor Republik Rebekah Mercer. Alasan mereka beralih dari Facebook dan Twitter ke Parler adalah karena di sana, mereka bebas berbicara apapun.

Dilansir dari CNBC Make It di Jakarta, Jumat (20/11/2020) tetapi Bill Gates menyebut konten di Parler sebagai hal gila.

Parler, yang didirikan oleh Mercer, John Matze dan Jared Thomson pada tahun 2018, adalah aplikasi yang paling banyak diunduh untuk pengguna Android dan iPhone selama minggu 9 November hingga 15 November.

Baca Juga: 3 Ramalan Bill Gates soal Dunia Usai Pandemi, Yay or Nay?

Aplikasi ini menarik pembawa acara Fox Business seperti Maria Bartiromo, Senator Republik Texas Ted Cruz, dan selebriti Kristie Alley dan Scott Baio. Pada 12 November, Wired melaporkan bahwa Parler tumbuh dari 4,5 juta pengguna menjadi lebih dari 8 juta, dibandingkan dengan 330 juta pengguna Twitter dan Facebook yang lebih dari 2 miliar.

Banyak tokoh konservatif terkemuka telah mendesak pengikut mereka untuk bergabung dengan Parler setelah Twitter dan Facebook menambahkan peringatan ke postingan yang menyebarkan informasi yang salah.

Gates, yang telah lama menjadi sasaran teori konspirasi anti-vaxxer online yaitu komunitas yang percaya bahwa Gates sedang mencoba mikrochip manusia melalui vaksin virus corona, mengatakan perlu ada peraturan untuk mengelola informasi yang salah di platform media sosial.

"Layanan Facebook adalah cara utama orang mengakses berita dan mereka tertarik pada cerita yang semakin ekstrim, termasuk beberapa dari anti-vaksin atau hal-hal konspirasi," kata Gates.

Selama beberapa bulan terakhir, Gates mengatakan platform media sosial seperti Facebook dan Twitter telah melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menyaring posting dan menambahkan label ke informasi yang salah, terutama seputar informasi medis.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: