Kondisi politik jelang Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Surabaya 2020 makin panas. Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, mulai diserang netizen. Dia dianggap tak netral di kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Surabaya tahun ini.
Nama Tri Rismaharini atau yang lekat disapa Risma ramai jadi pembicaraan warganet setelah tagar #BelaBuRisma menjadi trending topic di media sosial Twitter sejak Kamis (26/11/2020) malam hingga Jumat (27/11/2020). #BelaBuRisma menjadi ramai setelah video berdurasi 19 menit itu menjadi viral lantaran menyerang dan menyudutkan Risma.
Baca Juga: Banggakan Risma Dkk., Megawati Sindir Kota Anies Baswedan
Ini bentuk kekecewaan terhadap kinerja Wali Kota perempuan pertama di Surabaya itu. Bahkan, dia dianggap tidak netral di Pilwalkot Surabaya. Tapi, serangan itu mendapat respons dari netizen lain. Tercatat ribuan cuitan membela Risma menggema di Twitter.
Menanggapi hal itu, Ketua Partai Golkar Surabaya Arif Fathoni menilai munculnya video viral menyerang Risma itu merupakan bentuk ekspresi ke kecewaan warga Surabaya Utara terhadap kinerja Risma selama ini.
Warga Surabaya Utara yang memperjuangkan dan mendampingi Risma selama ini disebut-sebut nyaris tak pernah mendapatkan manfaat kebijakan pembangunan.
"Bagi mereka, yang diperindah hanya di tengah kota saja. Wajar saat ini masyarakat di sana mengalihkan dukungannya ke pasangan calon wali kota-wakil wali kota Surabaya Machfud Mujiaman," kata Arif di Surabaya.
Menurutnya, video itu tidak akan pernah ada, bila sejak awal Risma memposisikan diri sebagai pemimpin yang mengayomi semua pasangan calon dan bertindak netral. Dengan posisi netral itu, nilainya semua masyarakat akan memuja Risma sebagai seorang pemimpin yang bersikap negarawan.
Faktanya, jelas Arif, Risma bertindak selaku politisi yang justru dalam beberapa kesempatan menyampaikan bahwa Kota Surabaya akan rusak jika dipimpin selain paslon Eri Cahyadi-Arjuji yang diusung PDI Perjuangan.
"Ini hal biasa dalam politik, yang bisa kita sebut dengan kampanye negatif. Pak Machfud dengan lapang dada dan ksatria membiarkan kejadian itu karena bagian dinamika politik," ujar Anggota DPRD Surabaya ini.
Baca Juga: Banjir Jakarta Tak Selesai-selesai, DPRD DKI Berguru pada Risma
Dia juga meminta masyarakat Kota Surabaya untuk tidak terpengaruh dengan upaya playing victim yang sedang dijalankan tim paslon Eri Cahyadi-Armuji dengan mengonsolidasikan pasukan medsos. Sejak awal, lanjutnya, calon Wali Kota Surabaya Machfud Arifin mendapatkan banyak kampanye negatif yang menjurus ke kampanye hitam.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: