Di sisi lain, menurut Tran, "China bisa mencatatkan 20% penggunaan yuan digital dalam transaksi perdagangan internasional; memperluas penggunaan renmibi dengan cara terkendali, sebab Bank Rakyat China dapat menyaring pihak-pihak yang berpartisipasi dalam jaringan yuan digital."
Pertanyaannya, di luar tiga negara tersebut, bagaimana meyakinkan komunitas internasional agar mau memilih yuan daripada dolar AS dan mata uang lain di SWIFT? Asal tahu saja, ada 11 ribu lembaga keuangan di 200 negara yang termasuk di dalamnya.
"Apalagi, banyak negara yang khawatir tentang keamanan privasi sistem yuan digital. Belum lagi, masalah lain seperti konvertibilitas renmibi, serta pasar keuangan dan kerangka peraturan yang relatif terbelakang di China," jelas Tran.
Untuk masalah terakhir, Tran menilai China telah mengambil langkah demi memudahkan investasi asing. Khususnya, lewat program Bond and Stock Connect yang memungkinkan orang asing membeli/menjual sekuritas domestik tanpa rekening perantara lokal.
Singkatnya, yuan digital akan meningkatkan efisiensi penggunaan renmibi dalam transaksi internasional. Namun, karena kurangnya konvertibilitas mata uang yuan dan kelemahan pasar keuangan China, yuan digital masih perlu beberapa waktu untuk menantang dolar AS, yang menyumbang sekitar 40% volume transaksi SWIFT VS 2% dari renmibi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna