Bitcoin Tembus $83.000 Pasca Tarif Trump Ditunda, tapi Pasar Masih Waspada

Bitcoin (BTC) kembali jadi sorotan setelah melonjak lebih dari 7% dan menembus level $83.000 pada Kamis (10/4), mencatatkan lonjakan harian terkuat sejak Maret. Kenaikan ini tak lepas dari pengumuman mengejutkan Presiden AS, Donald Trump, yang memutuskan mencabut sementara tarif global selama 90 hari, meski pengecualian tetap berlaku untuk Tiongkok.
Langkah Trump ini menggantikan rencana sebelumnya yang menetapkan tarif tetap sebesar 10% bagi seluruh mitra dagang AS selain China. Tak heran, sentimen pasar global langsung bergeser ke arah positif, termasuk di pasar kripto. Selain Bitcoin, altcoin seperti Ethereum (ETH), XRP, hingga Dogecoin (DOGE) turut mencatatkan kenaikan dua digit.
Namun di balik euforia harga, pasar derivatif menyuarakan kehati-hatian. Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menjelaskan bahwa meskipun ada lonjakan signifikan secara teknikal, pelaku pasar besar tampak belum sepenuhnya yakin untuk masuk agresif.
Baca Juga: Pakar Ekonomi soal Ancaman Krisis Ekonomi Global Akibat Perang Tarif, 'Seperti Sikluas 100 Tahunan
“Meski ada dorongan harga yang signifikan secara teknikal, pasar derivatif menunjukkan bahwa pelaku pasar besar masih menahan diri untuk benar-benar masuk secara agresif,” ujarnya.
Hal itu tercermin dari premi kontrak berjangka dua bulan BTC yang sempat naik melewati ambang netral 5%, tapi gagal mempertahankan momentum tersebut. Selain itu, indikator delta skew 25% yang mencerminkan ekspektasi risiko pasar sempat menyentuh 12% sebelum akhirnya kembali turun ke level netral di angka 3% usai pengumuman Trump.
Ketidakpastian makroekonomi masih membayangi arah pergerakan harga BTC selanjutnya. Fyqieh menyebut bahwa data inflasi dari AS dan Tiongkok yang akan segera dirilis menjadi faktor kunci penentu.
“Konsolidasi dan volatilitas akan tetap tinggi dalam beberapa hari ke depan. Jika data inflasi menunjukkan tekanan yang rendah, maka potensi rally ke $88.800 atau bahkan $100.000 bisa terbuka. Tapi jika sebaliknya, tekanan jual bisa kembali membawa BTC ke kisaran support $73.500,” jelasnya.
Baca Juga: Tak Lepas dari Bitcoin, Alasan Trump Dekati Elite Industri Kripto Global
Pendorong sentimen positif lainnya datang dari CEO BlackRock, Larry Fink. Dalam pernyataannya pada Senin (7/4), Fink menyebut potensi koreksi pasar sebagai “peluang beli” yang strategis.
Ia bahkan memprediksi pasar global bisa turun hingga 20% jika tarif diberlakukan, namun ketika Trump memutar haluan, pernyataan tersebut justru memantik optimisme baru dari pelaku pasar.
Meski tren harga Bitcoin terlihat menjanjikan, para analis tetap mengingatkan bahwa level resistensi kuat masih bertahan di kisaran $88.800. Level ini adalah titik tertinggi sebelum pengumuman tarif pertama Trump pada awal April. Sementara itu, indikator teknikal seperti Detrended Price Oscillator (DPO) yang masih negatif memperlihatkan bahwa tren naik saat ini belum sepenuhnya solid.
Dengan situasi ekonomi global yang masih belum pasti dan ketergantungan pada kebijakan moneter serta data inflasi dua raksasa dunia, yaitu AS dan Tiongkok, pergerakan selanjutnya dari Bitcoin akan terus jadi sorotan utama investor kripto.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait:
Advertisement