Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Puan Maharani Putri Mahkota PDIP, Ganjar Jangan Harap Bisa Nyapres 2024!

Puan Maharani Putri Mahkota PDIP, Ganjar Jangan Harap Bisa Nyapres 2024! Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (tengah) didampingi Wali Kota Magelang Sigid Widyonindito (kiri) dan Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina (kanan) menyampaikan keterangan pers saat kunjungan kerja di kompleks kantor Pemerintahan Kota Magelang, Jawa Tengah, Kamis (16/7/2020). Ganjar menyampaikan bahwa permasalahan aset tanah seluas 40.000 meter persegi milik Akademi TNI yang digunakan sebagai kantor Pemkot Magelang akan ditangani di tingkat pusat oleh Panglima TNI dengan Kementerian Dalam Negeri. | Kredit Foto: Antara/Anis Efizudin
Warta Ekonomi, Jakarta -

Popularitas dan elektabilitas Ganjar Pranowo saat ini menduduki ranking teratas sebagai calon presiden (capres) berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga. Kendati begitu, bukan jaminan Gubernur Jawa Tengah itu bakal dengan mudah mengantongi restu dan mendapatkan tiket dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk maju sebagai capres pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Penyebabnya jelas, ada 'putri mahkota' yang saat ini juga sedang berada di puncak kejayaan di parlemen, yakni Puan Maharani yang menjabat sebagai Ketua DPR.

"Jadi saya kira ini akan menjadi pertimbangan Megawati sebagai ketua umum di PDIP, meskipun Ganjar Pranowo memiliki popularitas tertinggi bahkan elektabilitas yang terus memuncaki perolehan, termasuk yang dihasilkan oleh surveinya IPO (Indonesia Political Opinion), tetapi belum tentu itu menjadi dasar untuk direstui Megawati untuk maju dalam kontestasi 2024," kata Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah, Sabtu (5/12/2020).

Baca Juga: Ganjar Keluar dari PDIP Jika Tak Direstui Megawati Nyapres?

Sebelumnya, hasil survei yang dilakukan IPO pada 12-23 Oktober 2020, 17,9% responden akan memilih Ganjar jika diadakan pilpres saat ini. Disusul Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (16,4%) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (15,3%).

Berikutnya, Sandiaga Uno (8,8%), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (6%), Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (5,7%), dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian (4,2%).

Selanjutnya, Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (2,9%), Ketua DPR Puan Maharani yang merupakan kader PDI-P (1,9%), dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (1%).

Dikatakan Dedi, sejauh ini PDIP memang tidak memiliki tradisi mengangkat kader yang tidak dekat dengan keluarga Soekarno. Hanya Joko Widodo (Jokowi) yang menjadi pengecualian. Menurutnya, kondisi Jokowi pada Pilpres 2014 lalu berbeda dengan kondisi Ganjar Pranowo saat ini.

"Jokowi saat itu muncul secara drastis dan memang kebetulan keluarga Megawati tidak ada yang menonjol pada saat itu. Sementara sekarang ketika Ganjar mengemuka untuk Pilpres 2024, posisi Puan Maharani ada di puncak kekuasaan di parlemen," ujarnya.

Melihat fakta politik yang ada di internal PDI Perjuangan, di mana Ganjar akan menyadari posisinya belum tentu mendapatkan restu Megawati, meskipun elektabilitas dan popularitasnya tertinggi, kata Dedi, Ganjar bisa melakukan manuver politik, termasuk konsolidasi dengan parpol lain. Sebab, potensi diusung parpol lain bisa jadi lebih besar dibandingkan dengan diusung oleh PDIP sendiri.

Baca Juga: AHY Sambangi Ganjar, Demokrat Ancang-ancang Capres-Cawapres 2024?

"Sederhananya Puan bakal menjadi sandungan utamanya Ganjar karena Puan Maharani sekarang posisinya sama-sama menjadi elite. Ganjar sebagai gubernur sementara Puan Maharani sebagai Ketua DPR maka saya kira bargaining power-nya juga sama-sama besar. Tetapi tentu Puan akan tetap diutamakan karena dia adalah putri mahkota," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: