Selain itu, pihaknya pun akan berupaya dalam menambah jumlah petani karena saat ini, minat masyarakat Jawa Barat untuk bertani terus menurun.
Oleh karena itu, pihaknya merekrut petani milenial yang diharapkan bisa menarik minat bertani di kalangan penduduk muda tersebut. "Saat ini ada 1.000 petani milenial yang dibina dinas peternakan dan dinas perkebunan," tambahnya.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat pun menjalin kerjasama dengan peneliti bidang pertanian. Cara ini dilakukan untuk meningkatkan hasil pertanian, seperti yang terjadi di Cipageran, Kota Cimahi.
"Di Cipageran yang asalnya menghasilkan 5,8 ton, sekarang jadi 10-11 ton," katanya.
Adapun, Deputi Direktur Koordinator Kelompok Perumusan KEKDA BI Jabar Taufik Saleh menambahkan pertanian merupakan sektor usaha yang berpotensi menyumbang pendapatan asli daerah seperti bagi Jawa Barat.
Hal inipun terbukti pada saat pandemi virus korona ini mengingat usaha dari sektor tersebut mampu bertahan bahkan terus berkembang.
"Usaha dari sektor pertanian ini berkontribusi 13%. Dengan WJFAS ini diharapkan bisa mengangkat sektor pertanian," ungkapnya.
Seperti diwartakan sebelumnya, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan pada 2021 Jabar akan mengalami krisis pangan, maka semua pihak harus menjadikan pangan sebagai ekonomi baru. Artinya masyarakat mau berwira usaha di sektor pangan dengan terjun ke desa.
Krisis pangan ini mayoritas akan terjadi di karbohidrat seperti beras dengan asumsi jika negara-negara pengekspor beras seperti Vietnam dan Thailand di semester II 2021 akan memberhentikan ekspor untuk kepentingan di dalam negerinya.
"Itu lah yang menjadikan kewaspadaan kita," kata Ridwan Kamil.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: