Kaspersky: Asia Pasifik Jadi Lahan Panen Pelaku Kejahatan Siber
Kaspersky dalam laporan barunya menunjukan bahwa kawasan Asia Pasifik menjadi lahan panen bagi pelaku kejahatan siber dalam beraksi.
Director of Global Research and Analysis (GReAT) untuk Asia Pasifik di Kaspersky, Vitaly Kamluk menyebut ada setidaknya dua negara yang terdampak cukup parah.
"Riset kami menunjukkan bahwa negara paling berdampak pada kebocoran data adalah Australia dan India," katanya, Selasa (8/12/2020).
Baca Juga: Serangan Siber Naik 3X Lipat selama Masa Pandemi
Menurut Kamluk, ada tujuh sektor yang disasar pelaku. Ketujuh sektor tersebut yakni industri berat, media dan teknologi, keuangan dan logistik, industri ringan, konsultan, dan layanan publik.
Pada awal April, banyak perusahaan menerapkan sistem kerja jarak jauh bagi karyawannya dan pelaku kejahatan siber akhirnya mendapatkan cara baru untuk mengeksploitasi situasi.
Serangan brute force pada server database pada April 2020 meningkat 23%, sementara file berbahaya yang ditanam di situs web meningkat 8% di bulan April. Serangan jaringan dan email phishing juga meningkat.
"Dari mendeteksi dan menganalisis 350.000 sampel malware unik sehari sebelum COVID, saat ini kami melihat total 428.000 sampel baru per jendela 24 jam. Ditambah peristiwa geopolitik di seluruh Asia Pasifik, peningkatan pada e-commerce dan adopsi e-wallet, penerapan kerja jarak jauh yang berkelanjutan hingga pembelajaran online, dan tekanan emosional dan psikologis dari situasi tersebut, lanskap ancaman 2020 tampaknya berada di pihak para pelaku kejahatan siber," pungkas Vitaly.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: