Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Fadli Zon Gak Percaya Vaksin Made in China, PIlih Buatan AS atas Rasa Aman

Fadli Zon Gak Percaya Vaksin Made in China, PIlih Buatan AS atas Rasa Aman Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Warta Ekonomi, Jakarta -

Polemik tentang vaksin COVID-19 belum tuntas. Apakah vaksin buatan perusahaan biofarmasi asal China, Sinovac Biotech, yang telah dibeli oleh pemerintah Indonesia, atau vaksin buatan Pfizer, perusahaan asal Amerika Serikat, yang dibeli pemerintah Singapura untuk disuntikkan gratis kepada warganya yang lebih ampuh melawan virus corona.

"Secara scientific, saya lebih percaya vaksin Pfizer yang akan diberikan gratis pada warga Singapura ketimbang Sinovac yang masuk Indonesia tapi belum jelas keamanan dan keampuhannya," tulis Fadli di akun Twitter @fadlizon yang dikutip pada Selasa (15/12/20220).

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan, telah mengumumkan enam vaksin COVID-19 yang bisa masuk ke Indonesia, seperti diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto saat rapat kerja dengan Komisi IX DPR pekan lalu.

Baca Juga: Terawan: Daftar 6 Vaksin Covid-19 Masih Bisa Berubah

"Menetapkan vaksin yang diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero), AstraZeneca, China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Moderna, Pfizer Inc and BioNTech, dan Sinovac Biotech Ltd, sebagai jenis vaksin COVID-19 yang dapat digunakan untuk pelaksanaan vaksinasi di Indonesia," demikian isi aturan itu, dikutip pada Selasa.

Saat ini, semua vaksin yang ada dalam daftar itu statusnya masih dalam tahap uji klinis fase ketiga. Bahkan, ada juga yang sudah selesai menjalani proses itu.

Terawan mengatakan, penggunaan vaksin untuk pencegahan penyebaran pandemi hanya bisa dilakukan setelah mendapatkan izin edar atau persetujuan penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Ia juga menyatakan, tidak tertutup kemungkinan akan ada jenis vaksin COVID-19 lain yang bisa masuk ke Indonesia, atas saran atau rekomendasi dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: