Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tol, BPJS, Tahu, Tempe, Daging, Cabe, Telur: Harga-harga Naik, Rakyat Ngelus Dada

Tol, BPJS, Tahu, Tempe, Daging, Cabe, Telur: Harga-harga Naik, Rakyat Ngelus Dada Kredit Foto: Antara/Raisan Al Farisi

Teranyar adalah kenaikan harga daging sapi. Sepekan terakhir, harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional di Jakarta, terus meroket. Harga daging sapi khas atau bagian paha belakang naik dari Rp 100 ribu menjadi Rp 125 ribu per kilogram. Sementara harga daging sapi murni naik dari Rp 110 ribu menjadi Rp 121 ribu per kilogram.

Kenaikan harga daging sapi itu membuat sejumlah pedagang daging di Jabodetabek melakukan mogok jualan mulai hari ini sampai Jumat mendatang. Aksi ini merupakan protes Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) kepada pemerintah karena tingginya harga daging sapi di pasar sejak awal tahun.

Ketua Umum APDI, Asnawi belum bisa bicara banyak kenapa para pedagang memutuskan mogok jualan. Pedagang juga akan melakukan rapat dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) membahas ini.

“Besok (hari ini) saya sampaikan bagaimana hasilnya,” kata Asnawi, kemarin.

Bagaimana tanggapan DPR dengan kenaikan harga-harga tersebut? Anggota Komisi IV DPR, Andi Akmal Pasluddin mengatakan, sudah mewanti-wanti pemerintah terkait gejolak harga pangan sejak awal tahun lalu.

 

Saat itu, berbagai komoditas pangan seperti kedelai, cabe, telur ayam, hingga daging sapi, mulai melonjak. Namun, hal itu rupanya tidak dijadikan peringatan dini oleh pemerintah. Akibatnya,
berbagai komoditas pangan meroket di awal tahun ini.

“Persoalan ini terus berulang tiap tahun. Masih banyak masalah terutama di tata niaga. Ada indikasi, pasokan ditahan agar harga naik untuk menikmati keuntungan yang besar,” kata Andi, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Kondisi ini, kata dia, harus jadi atensi Satgas Pangan. Satgas harus memastikan komoditi ada di pasaran. Kalau ada kenaikan harga, segera antisipasi dengan melakukan operasi pasar.

Menurut dia, pihak yang paling terdampak dari gejolak harga pangan adalah konsumen yang kebanyakan adalah masyarakat kecil.

“Kasihan mereka, di saat menghadapi resesi ekonomi makin kesusahan,” ucapnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: