Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir resmi menyandang status Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) 2023-2025; menggantikan Ketua OJK Wimboh Santoso.
Terpilihnya Erick berdasarkan hasil sidang Tim Formatur Munas MES V yang digelar di Jakarta dan secara virtual pada Sabtu, (23/1/2021) sore.
Erick menyampaikan apresiasi kepada para pengurus MES yang telah memberikan amanah kepada dirinya. Erick mengatakan, amanah itu akan sangat berat dalam situasi saat ini. "Tapi, Insya Allah dengan gotong royong dan kebersamaan, tantangan yang kita hadapi saat ini Insya Allah bisa kita laksanakan," kata Erick.
Baca Juga: Februari, BUMN Ini Produksi 4 Juta Vaksin COVID-19
Baca Juga: Tangani COVID-19, Ini 10 Rekomendasi dari PKS
Ia menuturkan Covid-19 menjadi tantangan yang amat berat karena menghantam sendi-sendi perekonomian. Baik dunia usaha, UMKM, dan seluruh masyarakat. Erick menyatakan, amanah yang diberikan kepadanya harusĀ dijalankan sebaik-baiknya sekaligus meneruskan program-program yang telah dilakukan oleh ketua umums ebelumnya.
"Kita harus tetap optimis karena saya yakin Indonesia akan bangkit ekonominya di tahun 2023," katanya.
Menurut Erick, tahun 2022 mendatang diyakini pergerakan ekonomi akan mulai mengalami peningkatan. Oleh karena itu, seluruh pemangku kepentingan bersama masyarakat harus menyiapkan fondasi yang kuat sejak saat ini.
"Ketika kita sudah mulai terasa naik, kita sudah siap, kita sudah menyusun bata-bata, sehingga terbangun jalan-jalan yang bisa kita jalani bersama-sama untuk menjaga negara yang kita cintai ini," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Erick langsung memaparkan beberapa gambaran program yang akan dia lakukan selama menjabat tiga tahun ke depan. Pertama, mengembangan pasar industri halal di dalam dan luar negeri. Menurutnya, hal itu harus dilakukan karena Indonesia punya pasar yang besar.
Selanjutnya, yakni mengembangkan industri keuangan syariah nasional. "Ini harus kita tingkatkan apalagi sekarang tren digital sudah terjadi. Suka tidak suka, kita harus memperkuat fintech dan industri keuangan syariah secara modern tanpa meninggalkan kearifan lokal," ujarnya.
Menurut Erikc, keuangan syariah harus mendorong iklim investasi yang bersahabat. Melibatkan pengusaha daerah agar kesenjangan yang terjadi di tengah masyarakat bisa mulai diperkecil. Karena itu, keuangan syariah harus bisa melahirkan bibit-bibit pengusaha daerah yang berperan besar dalam membangun wilayahnya masing-masing.
"Kemudian, pembinaan yang dimulai dari pedesaan secara berkelanjutan agar kita memiliki fondasi keuangan syariah yang kuat dimulai dari titik nol di desa," katanya.
Erick pun mengajak para pemangku kepentingan, termasuk seluruh pengurus MES untuk selalu saling bertukar pikiran, ide dan gagasan. Sebab, menurut Erick, ujung tombak MES dan kemajuan ekonomi dan keuangan syariah ada para pengurus MES.
"Kami ingin berkolaborasi dengan semua MES. Program-program yang dilakukan harus riil, nyata, dan diimplementaskan," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: