Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: AEON, Peritel Terbesar Jepang yang Bisnisnya Ada di Mana-mana

Kisah Perusahaan Raksasa: AEON, Peritel Terbesar Jepang yang Bisnisnya Ada di Mana-mana Kredit Foto: Shutterstock
Warta Ekonomi, Jakarta -

AEON Corporation Limited adalah sebuah perusahaan induk yang menjalankan berbagai bisnis meliputi pengoperasian ritel-ritel dan pusat perbelanjaan, yang memiliki kantor pusat di China, Jepang. 

AEON merupakan peritel terbesar di Jepang, bahkan di Asia. Jaringan bisnisnya yang terdiri atas 300 anak perusahaan telah melebur menjadi satu kesatuan yang kuat dan utuh.

Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: State Farm Insurance, Pebisnis Asuransi AS yang Lahir dari Tangan Petani

Bentuk dagangannya mulai dari toko serba ada, supermarket, toko dengan produk khusus hingga pusat perbelanjaan (mal). Dengan banyaknya label yang melekat, AEON menjadi pengembang dan aktor utama pusat perbelanjaan terbesar di Jepang.

Peritel raksasa asal Jepang ini sukses membukukan pendapatan tahunan sebesar 78,93 miliar dolar AS sepanjang 2020, menurut daftar perusahaan terkaya Fortune Global 500. Di daftar itu pula AEON duduk nyaman di peringkat ke-115 naik 3 posisi dari tahun sebelumnya. 

AEON juga mencatatkan perolehan lain seperti kenaikan 15 persen dalam laba bersihnya yang mencapai 246 juta dolar setahun. Itu juga didukung oleh kepemilikan aset mencapai 102,57 miliar dolar, serta ekuitasnya yang mencapai 9,51 miliar dolar. 

Segudang torehan dan gelar yang dimiliki AEON ternyata tidak didapat begitu saja. Pasalnya, peritel ini telah ada sejak 1758 sebagai Shinoharaya. 

Seperti apa perjalanan perusahaan raksasa yang berumur dua abad lebih itu? Simak ulasan ringkas Warta Ekonomi, pada Kamis (28/1/2021) dalam artikel sebagai berikut.

Okadaya didirikan pada 1758 di Yokkaichi. Shinoharaya ini pada awal-awal berdiri, mulai berdagang kain dan aksesori kimono.

Dalam perkembangannya, peritel itu tumbuh signifikan dengan membentuk 14 cabang. Masa-masa berat ini dilalui Okadaya pasca-perang besar. 

Lebih jauh ke depan, Takuya Okada sang pendiri Okadaya pertama kali membahas masalah penggabungan (merger) dengan Kazuichi Futagi, presiden dari Futagi Corporation.

Futagi diketahui sebagai salah satu perusahaan lama yang berdiri pada 1937 sebagai toko pakaian. Pasca-perang, toko-tokonya hancur sehingga bisnisnya baru dibuka kembali pada 1945 dengan menjual pakaian bekas. 

Sementara itu satu aktor lain dalam pembentukan AEON adalah Shiro Corporation. Perusahaan ini dibentuk pada 1955 dengan 15 cabang di Osaka. Mendengar ada rencana merger antara Okadaya dan Futagi, sang bos, Jiro Inoue tertarik dan ingin berpartisipasi.

Rencana kilat para pebisnis itu kemudian baru terjawab pada 1969. Bermodal awal 150 juta yen Jepang, perusahaan gabungan yang baru lahir itu diberi nama Japan United Stores Company atau singkatnya sebagai JUSCO. 

Pembagian kursi jabatannya meliputi Futagi menjadi chairman, Okada duduk sebagai presiden perusahaan, dan Inoue menjadi wakil presiden. 

Lebih daripada itu, di tahun 1980, produk berlabel JUSCO sendiri, yang dikenal sebagai White Brand, diluncurkan. White Brand menunjukkan produk dasar tetapi berkualitas tinggi yang dijual dalam kemasan polos dengan harga serendah mungkin.

Dekade 1980-an adalah periode pertumbuhan pesat untuk toko ritel. JUSCO berada di garis depan gerakan ini dan biasanya menempati peringkat keempat di antara jaringan supermarket dalam hal perputaran dan kedua dalam profitabilitas.

Banyak akuisisi JUSCO diizinkan untuk mempertahankan identitas mereka sebagai peritel regional daripada diserap oleh perusahaan induk. Hal ini memberikan JUSCO sejumlah keuntungan, termasuk iklan yang lebih murah di media lokal dan tingkat kerjasama yang lebih baik dengan pemasok.

Semakin meningkat selama tahun 1980-an, strategi JUSCO melampaui mengejar pangsa pasar di sektor supermarket. Perusahaan berusaha untuk mengkompensasi pembatasan pemerintah pada pembukaan supermarket baru dan untuk melayani konsumen Jepang yang lebih canggih melalui diversifikasi.

Ini melahirkan berbagai gerai ritel yang imajinatif, seperti Nihon Direct, bisnis pemesanan lewat pos; toko diskon Big Barn; Toko Rumput Biru untuk remaja; dan Nishiki, toko kimono. Ada juga Autorama Life, perusahaan penjualan mobil yang dimulai tahun 1982, dan JUSCO Car Life, yang buka lima tahun kemudian untuk menyediakan layanan perawatan mobil.

Usaha JUSCO lainnya, Mini Stop, adalah jaringan toko serba ada yang menyediakan tidak hanya fasilitas perbelanjaan lingkungan 24 jam tetapi juga makanan cepat saji dan beberapa layanan keuangan untuk biaya utilitas publik. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: