Kisah Perusahaan Raksasa: Airbus, Bisnis Burung Besi Eropa yang Mendominasi Dunia
Sebanyak 125 pesanan Airbus pada tahun 1994 memberikannya lebih dari setengah pasar dan potensi untuk menjadi produsen pesawat komersial terbesar di dunia.
Di atas kertas rencana itu bisa dicapai pada tahun 2001, tetapi akan memakan waktu bertahun-tahun lagi, dan hampir bencana dengan produksi A380 melalui salah urus divisi mitra, agar tujuan integrasi dapat sepenuhnya terwujud.
Tetapi di tengah krisis, Airbus akhirnya memantapkan dirinya sebagai pemimpin pasar. Airbus berhasil menembus ambang batas pada tahun 2003, ketika mengirimkan 24 lebih banyak pesawat daripada total Boeing, dan terus memimpin selama dekade ini.
Di lain sisi, masalah produksi A380 pecah pada tahun 2005 dan situasinya tampaknya memburuk dengan setiap pembaruan. Masalah A380, dikombinasikan dengan keraguan A350, memperbesar masalah manajemen Airbus dan EADS yang sedang berlangsung dan menyebabkan serangkaian guncangan.
Bagian penting dari teka-teki dalam pembentukan ulang Airbus saat ini terjadi pada tahun 2006, ketika BAE Systems, yang marah pada cara Airbus menangani krisis A380, menghentikan keterlibatannya dan menjual 20 persen sahamnya kepada mitra mayoritasnya, menjadikan EADS sebagai pemilik tunggal.
Di tengah krisis manajemen dan kepergian BAE, Airbus meluncurkan program pengurangan biaya dan reorganisasi "Power8" pada tahun 2007 ketika mencoba untuk melawan dolar yang lemah dan melepaskan sisa-sisa terakhir dari pengaturan perdagangan GIE yang lama.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: