Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waspada Collapse Syndrome, Prioritas Utama Warga: Taati Protokol Kesehatan!

Waspada Collapse Syndrome, Prioritas Utama Warga: Taati Protokol Kesehatan! Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hampir setahun pandemi Covid-19 melanda Tanah Air. Lonjakan kasus positif Covid-19 kian tak terbendung. Akibatnya, rumah sakit semakin penuh dan layanan pasien pun tak tersentuh. Di Jakarta saja, fasilitas kesehatan sudah dalam kondisi kritis dan berpotensi tak mampu menangani pasien yang terpapar Covid-19.

Contohnya, di beberapa Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di tingkat kecamatan. Penderita Covid-19 harus mendapat perawatan sementara di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Puskesmas karena belum ada ruang perawatan di rumah sakit rujukan.

Baca Juga: Ya Allah, Ngenes! Netizen: Nakes Cuma Dapet Pepesan Kosong

Pelayanan Puskesmas atau rumah sakit pun tidak bisa maksimal. Dalam kondisi penuh, pasien Covid-19 bisa jadi tidak masuk ruang isolasi melainkan di ruang biasa atau bahkan ruang emergency. Sehingga apabila ada pasien dengan kondisi kedaruratan lain harus mencari fasilitas kesehatan lain yang tidak sedang melayani pasien Covid-19.

Itu di Jakarta, yang fasilitas kesehatannya bertebaran di mana-mana, mulai dari kelurahan, kecamatan hingga rumah sakit tipe A yang banyak jumlahnya.

Bagaimana denga di daerah, yang jumlah fasilitas kesehatannya tak sebanyak Jakarta, juga tenaga kesehatannya, dan peralatan medisnya? Tentunya fasilitas kesehatan di daerah akan menghadapi kondisi yang lebih menghawatirkan.

Dalam kondisi jumlah pasien membeludak, maka rumah sakit akan menangani pasien yang sudah ada, lalu bagaimana nasib pasien baru? Bahkan, pengelola rumah sakit di Jawa dan Bali menggambarkan mengalami gejala collapse syndrome di tengah penularan kasus Covid-19 yang terus melonjak. Hampir semua rumah sakit di Jawa dan Bali memiliki tingkat okupansi atau keterisian tempat tidur di atas 60%.

Sejatinya rumah sakit darurat perlu segera dibangun di Jawa mengingat di pulau ini jumlah kasus paling besar dengan penambahan yang besar pula. Pembangunan rumah sakit darurat di pulau Galang, Batam justru sia-sia belaka. Karena tidak mungkin mengangkut pasien yang membutuhkan penanganan segera dari Jawa ke Batam.

Rumah sakit sebenarnya sudah mengikuti seruan Menteri Kesehatan untuk menambah kapasitas tempat tidur untuk pasien Covid-19. Namun kondisinya tetap tidak sebanding dengan lonjakan pasien Covid-19 setiap hari yang jumlahnya diatas 10.000 kasus.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: