Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terbagi Menjadi 3 Golongan, Seluruh Masyarakat Indonesia Terlibat dalam Ekonomi Berbasis Sawit

Terbagi Menjadi 3 Golongan, Seluruh Masyarakat Indonesia Terlibat dalam Ekonomi Berbasis Sawit Seorang petani membongkar muatan tandan buah segar (TBS) sawit dari dalam sebuah perahu pada musim banjir di Desa Raja Bejamu Kabupaten Rokan Hilir, Riau, Rabu (19/2/2020). Harga TBS sawit di Rokan Hilir pada masa trek atau menurunnya produksi di perkebunan akibat perubahan cuaca ekstrim cenderung melemah menjadi Rp1120 dari harga normal Rp1400 per kilogram. | Kredit Foto: Antara/Aswaddy Hamid
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perekonomian berbasis minyak sawit bagi Indonesia sangatlah strategis. Oleh karena itu, menyelamatkan perkebunan sawit menjadi suatu hal yang sangat penting.

Hampir semua rakyat Indonesia baik secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam kegiatan ekonomi berbasis sawit.

Baca Juga: Keren! Rencana Aksi Sawit Akan Berkelanjutan di Musi Banyuasin

Mengutip laporan PASPI Monitor, terdapat tiga golongan rakyat Indonesia yang terlibat dalam industri perkebunan kelapa sawit. Pertama, sebagai konsumen minyak sawit dan produk turunanya seperti minyak goreng, margarin, oleopangan yang digunakan sebagai bahan pengolahan roti/bakery, mie instan, dan lainnya.

Tidak hanya itu, juga konsumen sabun mandi, deterjen, sampo, pasta gigi, kosmetik, dan toiletries maupun produk farmasi.

Kedua, terlibat dalam proses produksi perkebunan sawit pada 190 kabupaten sentra kebun sawit. Menurut data Kementerian Pertanian, saat ini terdapat 2,3 juta petani sawit dan 3,3 juta karyawan kebun sawit.

Dengan rataan anggota keluarga sebanyak 4 orang, berarti sekitar 22 juta orang penduduk merupakan pelaku sawit secara langsung. Kemudian ditambah lagi tenaga kerja (beserta anggota keluarganya) yang terlibat dalam supplier barang/jasa kebutuhan perkebunan sawit seperti pupuk, pestisida, alat-alat, pengangkutan, pemasok bahan pangan (petani, nelayan, peternak), pemasok pakaian dan peralatan rumah tangga, juga perbankan dan jasa keuangan.

Menurut Bank Indonesia, perekonomian Jawa-Bali ditarik oleh sentra-sentra sawit di Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. 

Ketiga, penduduk yang terlibat dalam poses produksi industri hilir minyak sawit dan perdagangan hasilnya. Mulai dari aktivitas pelabuhan, karyawan pabrik, restoran-restoran, warteg-warteg, toko-toko sembako, pedagang gorengan, industri roti/kue, dan seterusnya.

“Begitu luas dan besar perekonomian berbasis sawit dalam ekonomi kita. Sekali lagi, pemerintah jangan terperangkap dalam skenario LSM antisawit yang memojokkan sawit nasional, karena dampaknya sangat besar dan luas bagi Indonesia,” seperti dilansir dari laporan PASPI Monitor. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: