Komedian Komeng menjadi korban penipuan transfer uang kepada rekan panggungnya Daus Mini. Hal itu diketahui setelah keduanya bertemu, Daus Mini mengaku tidak pernah menerima transfer uang dari Komeng.
"Ini foto Whatsapp Daus Mini lagi mandi, kalau dia tidak ngaku, terus ini siapa?" tanya Komeng.
Sambil merengek histeris, Daus Mini pun baru menyadari tidak sedikit kolega dan temannya menghubungi bahwa ia telah mengirimkan transfer seperti yang dialami Komeng.
"Aduh ini gimana.. gue gak pernah minta transfer," teriak Daus.
Keributan diantara kedua pelawak itu pun terdengar oleh preserter Chacha Annisa. Ia pun menghampiri hendak menanyakan duduk perkara keributan. Chacha mengatakan bahwa semua permasalahan itu diakibatkan oleh Daus karena aplikasi Whatsapp pada smartphone-nya diambil alih seseorang.
Keributan Komeng dan Daus yang ditengarai Chacha ini merupakan adegan ulasan program Siber TV di Instagram @CCICPolri yang akan ditayangkan secara lengkap pada Jumat, 26 Februari 2021 pukul 20:00 WIB di channel YouTube SiberTV. Channel YouTube besutan Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri ini merupakan tayangan mengenai dunia sibernetika yang dikemas melalui talkshow dan hiburan.
Direktur Dittipidsiber Bareskrim, Brigjen Pol. Slamet Uliandi mengatakan, tayangan ini diharapkan agar masyarakat dapat menikmati edukasi sibernetika sebagai sebuah tontotan.
"Baru satu minggu ini kami soft launching channel Youtube Siber TV. Kami berupaya membangun kesadaran masyarakat dalam pemanfaatan dunia digital perlu memperhatikan keamanan," ungkap Slamet.
Kejahatan siber, lanjut Slamet, merupakan kejahatan konvensional yang kini bertransformasi di dunia siber. Setelah para pelaku berhasil mencuri identitas seseorang pada aplikasi, mereka akan memanfaatkan kelengahan korban untuk memenuhi tindakan tertentu.
"Korban pertama sudah pasti pemilik identitas itu sendiri. Korban selanjutnya tidak terhingga, pokoknya semua nomor kontak yang tersimpan pada smartphone tersebut dapat menjadi korban," tegasnya.
Menurut Slamet, para pelaku kejahatan siber akan terus mengikuti perkembangan kecanggihan teknologi. Hal ini tentu sangat rumit untuk bisa dijelaskan secara teknis kepada masyarakat luas.
"Upaya kami, dengan tayangan Siber TV ini agar orang awam sekali pun dapat memahami hal rumit itu. Karena segala potensi terwujudnya kejahatan di dunia siber sangat ditentukan oleh apakah masyarakat sebagai pengguna aplikasi digital yang terkoneksi internet itu ceroboh atau tidak," tegasnya.
Slamet berpesan, agar masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan dunia siber melalui tayangan hiburan edukatuf yang secara official tayang di channel YouTube Siber TV.
"Kami akan sederhanakan hal rumit dunia siber jadi tontonan yang mudah dipahami. Pokoknya tonton, likes, dan subscribe supaya tidak ketinggalan informasinya," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: