Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ditanya Soal Cagub Jakarta, Jawaban Gibran Mirip dengan Jokowi

Ditanya Soal Cagub Jakarta, Jawaban Gibran Mirip dengan Jokowi Kredit Foto: Antara/Mohammad Ayudha
 

Apalagi, Pilkada serentak termasuk DKI Jakarta, baru digelar tahun 2024. Tentunya masih cukup lama. Justu Gibran mengaku, lebih memikirkan untuk maju di Pilkada Solo periode kedua.

"Semua sesuai keinginan warga Solo saja. Kalau enggak dipilih dua periode, ya sudah. Tapi kita enggak mikir itu (Jakarta)," tandas politisi PDIP itu.

Baca Juga: Enam Pemimpin Daerah Ini Berpeluang Besar Manggung di Pilkada DKI Jakarta Mendatang

Politisi senior PDIP, Hendrawan Supratikno, meminta publik menyudahi pergunjingan politik terhadap Gibran. Jangan membangun harapan di tengah ketidakpastian masa depan.

"Dalam politik berlaku adagium dan prinsip one step at a time. Buat apa tergesa-gesa membuat dugaan. Sekarang musim bekerja, membangun reputasi, dan melayani rakyat," ujar Hendrawan, Sabtu (27/2/2021).

Dia mengajak publik menghilangkan kebiasaan melakukan glorifikasi suatu jabatan. "Belum apa-apa orang dibelenggu dengan iming-iming jabatan lebih tinggi. Kurang mendidik untuk bangunan demokrasi masa depan," tukas anggota Komisi XI DPR itu.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurniasyah menilai, Gibran sulit menembus ketatnya persaingan menjadi DKI-1. Karena ilmu dan strategi politik Gibran belum sematang ayahnya.

"Gibran terlalu dini, sementara Jokowi dulu dalam kondisi sangat matang sebagai politisi," tutur Dedi, Sabtu (27/2/2021).

Momentum kemunculan anak dan ayah itu pun berbeda. Jokowi muncul di waktu yang tepat saat masyarakat mendambakan pemimpin yang merakyat. Jokowi berhasil mengambil hati rakyat hingga dipercaya menjadi Gubernur DKI dan sekarang Presiden.

"Secara psikologis, kemunculan Gibran dan Jokowi berbeda. Jokowi muncul saat publik kehausan tentang sosok pemimpin merakyat, dan Jokowi berhasil mengambil momentum itu," papar jebolan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

Menurutnya, IPO sendiri sedang menghimpun hasil surveinya terkait sosok yang berpeluang nyagub di DKI. Dia memasulkan nama-nama besar yang lebih dulu populer dibandingkan Gibran. Meski demikian, dia menyertakan Gibran dalam surveinya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: