Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Blak-blakan! Orang Demokrat Nggak Pakai Rem Bongkar Rencana Moeldoko Sikat Kursi Mas AHY

Blak-blakan! Orang Demokrat Nggak Pakai Rem Bongkar Rencana Moeldoko Sikat Kursi Mas AHY Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja

Sebelumnya, Moeldoko mengingatkan elite Partai Demokrat, termasuk SBY, untuk berhenti menekannya. Moeldoko mengancam akan mengambil langkah-langkah tertentu jika terus ditekan soal Demokrat.

"Saya ingin mengingatkan semua, saya bisa sangat mungkin melakukan langkah-langkah yang saya yakini. Jadi, saya berharap jangan menekan saya," kata Kepala Staf Kepresidenan (KSP) itu.

Pernyataan Moeldoko ini keluar setelah SBY mengeluarkan video terkait adanya gerakan yang akan melakukan kudeta kursi Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY. SBY menyebut nama Moeldoko sebagai salah satu aktornya.

Moeldoko mengaku, tak pernah memikirkan urusan Demokrat. Tapi lebih memilih sibuk kerja. Apalagi, dia merasa, selama ini juga banyak diam.

"Saya selama ini kan bekerja, berikutnya juga kebetulan saya punya acara untuk pernikahan putri saya yang terakhir. Dalam 3 minggu terakhir ini saya sibuk mengurusi itu. Sehingga saya nggak ngerti tuh perkembangan internal seperti itu,” ucap dia.

Moeldoko berharap tidak ada lagi yang menekan-nekan dirinya dengan tudingan mau mengkudeta kursi AHY.

"Saya berharap, jangan menekan saya. Karena, seperti yang saya katakan, saya tidak tahu situasi itu. Saya pesan seperti itu saja, karena saya punya hak, seperti yang saya yakini itu," tegasnya.

Adapun, pada Rabu sore (24/2/2021), SBY tampil. Lewat video, SBY turun langsung membela anaknya. Juga membakar semangat dan soliditas kader Demokrat.

Di salah satu cuplikan video itu, SBY juga menunjuk langsung Moeldoko. Dia menyebut, Moeldoko melakukan gerakan sembunyi-sembunyi. Meski SBY yakin, semua langkah Moeldoko ini tanpa sepengetahuan Presiden Jokowi.

"Saya telah mendapatkan laporan resmi dari pimpinan partai, dan juga mendapatkan informasi dari daerah, bahwa segelintir kader dan mantan kader pelaku GPK PD (Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat) itu masih bergerak di lapangan, sembunyi-sembunyi, kucing-kucingan," kata SBY.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin ikut bicara. Dia menyesalkan sikap SBY yang sampai membuat pernyataan soal Moeldoko dan menyebut-nyebut nama Presiden Jokowi. Dia menyayangkan kenapa isu kudeta terus disampaikan. Padahal, itu hanyalah persoalan internal partai.

"Produksi (lah) satu isu sebagai partai besar, sebagai seorang mantan Presiden, sebagai seorang Jenderal, produksi satu isu yang kira-kira rakyat itu bisa merasa diwakilkan dengan apa yang disampaikan, apa yang dibicarakan Pak SBY. Produksi satu isu yang rakyat itu merasa terwakili dengan apa yang disampaikan Pak SBY," sindir Ngabalin.

Kalau terus ngomong soal internal Demokrat, lanjutnya, yang dirugikan rakyat. "Nanti rakyat itu merasa, 'apa sih yang dipikirkan untuk kita ini?'. Kasihan, nanti rakyat itu merasa tidak terwakili," ucapnya.

Bagaimana potensi “pertarungan” SBY vs Moeldoko? Pengamat politik Adi Prayitno menyatakan, jika SBY sudah turun, berarti urusannya serius. Makanya, Moeldoko, jika benar mau melakukan kudeta, harus berpikir ulang. Sebab, lawannya bukan ecek-ecek lagi. 

“Siapa pun yang mau melakukan kudeta, kalau masih ada SBY, perlu pikir ulang,” warningnya, kemarin.

Menurut dia, SBY masih mempunyai pengaruh besar di Partai Demokrat. Semua kader Demokrat nurut dengan omongan SBY. Makanya, berat untuk melawannya. “SBY masih sangat powerful pengaruhnya di Demokrat,” katanya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: