Yusril Ihza Mahendra Angkat Suara Terkait KLB Demokrat: Tak Usah Khawatir Ada Presiden di Balik Ini
Meski demikian, ia menekankan dalam konflik dualisme kepengurusan partai juga tergantung sikap menkumham. Ia menceritakan pengalamannya saat masih menjabat menkumham di era Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri. Ketika itu, terjadi konflik internal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) antara Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dengan Matori Abdul Jalil.
"Waktu saya dulu menkumham, terjadi konflik internal PKB antara almarhum Pak Gus Dur dengan Matori Abdul Jalil. Kedua pihak itu datang ke saya. Ya, kan ini sudah di bawa ke pengadilan, ya kita tunggu saja putusan pengadilan seperti apa," ujarnya.
Baca Juga: Ini Peran Penting Nazaruddin Eks Kader di KLB Demokrat Sumut, Ternyata Jadi Juru...
Yusril mengingatkan seorang menkumham mesti netral dan tidak memihak kepada kubu-kubu yang bertikai. Kata dia, menkumham hanya semata-mata mensahkan dan pertimbangannya merujuk hukum. Bukan pertimbangan politik yang diterapkan.
"Walaupun kedua belah pihak tidak puas pada waktu itu, akhirnya putusan Mahkamah Agung turun yang dimenangkan adalah kubu Pak Matori. Tapi, waktu itu menteri kehakimannya sudah berganti dari saya ke Pak Hamid Awaluddin," tuturnya.
Dia menyinggung dalam konflik partai sebelumnya seperti Golkar, Berkarya bahwa kepengurusan yang bikin KLB tandingan malah disahkan Menkumham Yasonna Laoly. Namun, saat di bawa ke pengadilan, keputusan Yasonna justru dianulir.
"Belakangan ini kan kita lihat waktu Golkar dan kemudian Berkarya, itu disahkan langsung oleh Pak Yasonna. Tapi, ketika di bawa pengadilan dianulir oleh pengadilan," sebut Yusril.
Yusril menyarankan agar kubu AHY tak perlu khawatir spekulasi keterlibatan pihak tertentu di balik kisruh Demokrat. Ia yakin hukum masih di atas segalanya.
"Jadi, tidak usah Anda khawatir ada presiden di balik ini ya. Berkali-kali presiden dikalahkan di pengadilan. Dan, itu saya kira bukan hanya Pak Jokowi ya. Pak SBY juga saat masih presiden digugat ke pengadilan, bisa kalah juga," tambah Yusril.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq