Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tangisan Darmizal Dikepret Prajurit AHY: Ini Bukan Sinetron Korea, Jangan Drama!

Tangisan Darmizal Dikepret Prajurit AHY: Ini Bukan Sinetron Korea, Jangan Drama! Moeldoko | Kredit Foto: Antara/Endi Ahmad
Warta Ekonomi, Jakarta -

Drama konflik antarkubu Partai Demokrat masih berlanjaut. Kali ini giliran Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat kepemimpinan AHY, Herzaky Mahendra Putra, menanggapi tangisan Darmizal yang mengaku menyesal pernah mendukung SBY. Menurut Herzaky, mantan kader yang berpaling saat Demokrat terancam gagal electoral threshold sebaiknya tidak membuat drama berlebihan.

"Bukan sinetron Korea ini. Mantan kader jangan baper, jangan buat drama,’" ujar dia dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Rabu (10/3).

Dia mengingatkan, agar Darmizal jangan seolah-olah menjadi pihak yang paling punya jasa dan peduli terhadap partai. Khususnya, mengingat Darmizal yang pindah haluan menjadi relawan Jokowi saat survei Partai Demokrat jatuh di Pileg 2019 lalu.

Baca Juga: Prajurit Moeldoko Tuding Kongres Demokrat 2020 Buah dari Persekongkolan Jahat!

"Begini sikap seorang kader setia dan militan? Kalau sudah berkhianat sebelumnya, tak heran kalau kemudian berkhianat lagi dengan membawa-bawa orang luar untuk dijadikan ketua umum dalam KLB dagelan tidak sah dan tidak dihadiri pemilik suara," katanya.

Dia juga menampik jika para pemilik suara sah Partai Demokrat telah curhat ke Darmizal. Sebab, sejak dulu Darmizal ia sebut tidak memiliki peran penting di Partai Demokrat.

‘’Apalagi ngaku-ngaku berjasa dorong Pak SBY jadi Ketum Demokrat. Kader-kader senior yang tahu tindak-tanduk Darmizal di zaman dulu, hanya bisa geleng-geleng dan mengelus dada saja dengar bualan Darmizal,’’ ucap dia.

Herzaky menegaskan, keberanian Darmizal untuk bersikap demikian tidak lain karena dekat dengan oknum kekuasaan. Herzaky juga menepis tuduhan Darmizal soal AHY yang meminta adanya setoran dari DPD-DPC. Menurutnya, tuduhan itu hanya nyanyian sumbang dari kader yang sudah dipecat.

‘’Memang mantan-mantan kader yang hidup di era feodal, biasanya kalau melakukan apa-apa mesti dikasih sesuatu dulu baru bergerak. Pola yang sama bisa kita lihat di kegiatan politik dagelan yang mereka buat di Deli Serdang,’’ ungkap dia.

Kemarin kepada media, mantan kader Partai Demokrat, Darmizal, mengaku menyesal telah memenangkan SBY sebagai ketua umum pada 2015. Saat itu ia mengenang sebagai sosok yang mengumpulkan ketua DPD dan DPC untuk mendukung SBY.

"Saya sangat menyesal memang menjadi aktor tim buru sergap untuk mendatangi ketua-ketua DPD, mengumpulkan ketua-ketua DPC agar mereka berbulat tekad membangun chemistry agar Pak SBY yang dipilih dalam Kongres 2015," ujar Darmizal di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (9/3).

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: