Tak hanya membawa dampak secara medis, pandemi COVID19 terbukti juga telah meluluhlantakkan perekonomian negara-negara di seluruh dunia. Tak terkecuali di Indonesia. Pada tahun 2020 lalu, misalnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia bahkan sampai minus 2,07 persen akibat lumpuhnya kegiatan sejumlah sektor industri. Namun demikian, di tengah tekanan pandemi ini, diyakini masih ada secercah harapan agar perekonomian Indonesia dapat kembali membaik dan bahkan mampu tumbuh hingga lima persen dengan sejumlah penguatan. “Syaratnya program vaksinasi yang dicanangkan di tahun ini harus sukses. Karena setelah kita divaksin, maka kita merasa lebih tenang. Teman-teman juga merasa lebih tenang, sehingga kita bisa kembali bekerja dan berproduksi,” ujar Chairman Indonesia Health Economic Association, Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, DrPH, dalam diskusi virtual, Rabu (10/3).
Menurut Hasbullah, secara umum kajian ilmiah menunjukkan bahwa setiap investasi vaksin sebesar satu dolar dapat menghasilkan keuntungan ekonomi sebesar delapan dolar. Dengan asumsi belanja vaksin pemerintah di tahun ini Rp100 Triliun, maka diperkirakan daya dorongnya terhadap perekonomian nasional bakal sangat besar, hingga diproyeksikan bakal mampu tumbuh sekitar lima persen. Karena itu, Hasbullah berharap agar semua pemangku kepentingan mulai dari level nasional hingga daerah dapat sama-sama memperjuangkan program vaksinasi sebagai salah satu cara paling efektif, efisien, dan paling cepat untuk memulihkan kesehatan diri dan sekaligus menggerakkan perekonomian ekonomi di masa depan. “Memang kita tahu sebagian kecil masyarakat masih belum memahami manfaat vaksin bagi kepentingan bersama ini. Cara terbaik untuk memberikan kesadaran dan ketenangan bagi keraguan masyarakat ini adalah dengan memberikan contoh langsung oleh pimpinan dan tokoh masyarakat,” tutur Hasbullah.
Dengan teladan dan pendekatan komunikasi yang lebih baik, Hasbullah percaya masyarakat Indonesia dapat lebih memahami bahwa kepentingan program vaksinasi ini adalah kepentingan bersama dan bakal berdampak luas bagi ekonomi nasional. Tak hanya itu, Hasbullah juga percaya bahwa pemerintah pasti akan mampu melaksanakan program vaksinasi COVID19 secara massif dengan menyasar hingga 181 juta rakyat Indonesia. “Vaksinasi bukan hal baru bagi Indonesia. Kita sudah menjalankannya sejak 50 tahun lalu, mulai dari vaksinasi cacar, polio, BCG, dan sebagainya. Kuncinya adalah ketersediaan vaksin. Dalam kondisi pandemi global seperti ini, vaksin jadi rebutan banyak negara. Perlu ada kerjasama vaksin melalui organisasi COVAX yang menjamin negara-negara kurang beruntung bisa tetap mendapat akses vaksin. Karena itu kita bersyukur punya Bio Farma dan berkomitmen dengan COVAX. Tapi kembali lagi, suplai vaksin menjadi kunci kecepatan dan kesuksesan program vaksinasi kita,” tegas Hasbullah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Taufan Sukma
Editor: Taufan Sukma
Tag Terkait: