Di Tangan Warga Taiwan, Nanas Jadi Alat Perlawanan Rakyat ke Hadapan Muka China
Sedangkan China menyangkal langkahnya untuk melarang nanas Taiwan bermotif politik. Juru bicara Kantor Urusan Taiwan Beijing mengatakan bahwa keputusan itu adalah tindakan keamanan hayati normal, dan sepenuhnya masuk akal dan perlu.
Kementerian Luar Negeri Taiwan menyebut langkah tersebut sebagai tindakan yang menghadapi perdagangan yang berbasis aturan, bebas dan adil.
Kondisi tersebut sebenarnya sudah dilakukan China baru-baru ini. China juga memanfaatkan pasarnya yang sangat besar dalam perang dagang dengan Australia.
Beijing menghentikan atau mengurangi impor daging sapi, batu bara, barley, makanan laut, gula, dan kayu dari Canberra setelah negara itu mendukung seruan untuk menyelidiki asal usul pandemi virus corona.
Meskipun ada keriuhan, larangan nanas mungkin tidak berdampak drastis pada petani Taiwan. Sehari setelah larangan diberlakukan, Perdana Menteri Taiwan, Su Tseng-chang, mengatakan bahwa jumlah yang dibeli oleh bisnis domestik dan warga melebihi jumlah yang seharusnya dijual ke China. Pemerintah juga menjanjikan subsidi senilai 1 miliar dolar Taiwan Baru untuk membantu para petani.
Pemerintah juga mengatakan telah menerima pesanan dari Jepang, Australia, Singapura, Vietnam, dan negara-negara Timur Tengah. Menurut Dewan Pertanian, setiap tahun, Taiwan memproduksi sekitar 420.000 metrik ton nanas.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: