Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kerusuhan Myanmar Bikin Ratusan WNI Terpaksa Angkat Kaki buat Mudik

Kerusuhan Myanmar Bikin Ratusan WNI Terpaksa Angkat Kaki buat Mudik Kredit Foto: AP Photo
Warta Ekonomi, Yangon -

Belum adanya solusi penyelesaian konflik di Myanmar, membuat negara tersebut masih terus dilanda gelombang aksi demo hampir setiap hari. Akibat kondisi yang jauh dari kondusif ini, ratusan warga negara Indonesia pun memilih pulang ke tanah air.

Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri Indonesia, Rabu (24/3/2021), saat ini tercatat ada 362 WNI, yang mayoritas pekerja profesional, masih berada di Myanmar. Sebanyak 96 orang telah memutuskan segera meninggalkan Myanmar di awal Maret.

Baca Juga: Mogok Anti-kudeta Berlangsung, Ribuan Rakyat Myanmar Kini di Rumah Aja

“Pada Maret saja, tercatat 96 WNI yang sudah lapor ke KBRI Yangon untuk pulang," jelas Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha dalam jumpa pers virtual, Rabu (24/3) malam.

Angka di atas tidak termasuk 50 WNI yang sebelumnya telah pulang ke Tanah Air menggunakan penerbangan yang diperbantukan, di tengah demonstrasi anti kudeta di Myanmar. Dengan demikian, total WNI yang memutuskan meninggalkan Myanmar 146 orang.

Sementara ada 20 orang di antaranya telah berada di Sekolah Indonesia Yangon, yang diperuntukkan sebagai lokasi perlindungan sementara bagi para WNI.

Judha juga meminta para WNI yang merasa lokasi tempat tinggalnya tidak aman dan nyaman, untuk segera merapat ke Sekolah Indonesia Yangon, yang situasinya relatif aman karena terletak di wilayah diplomatik.

"Sementara ini, pemerintah Indonesia belum memutuskan untuk melakukan evakuasi. Karena berdasarkan penilaian di lapangan, tidak ada warga negara asing, termasuk WNI yang menjadi sasaran kekerasan selama demonstrasi," tegasnya.

Mengingat demonstrasi dan kekerasan masih terus berlangsung, pemerintah mengimbau WNI untuk terus waspada, tidak keluar rumah jika tidak ada kepentingan mendesak, menyiapkan stok bahan makanan untuk satu hingga dua pekan, serta selalu menjalin kontak dengan KBRI.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: