Di Jl. Ali Gatmir, 10 Ilir, Kota Palembang, Sumatera Selatan, berdiri tenda berwarna cokelat muda. Tenda yang berada di tepi jalan itu berdiri untuk pelaksanaan Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika atau yang lebih popular disebut dengan Empat Pilar MPR (29 Maret 2021).
Hadir dalam sosialisasi itu Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad. Kedatangan Fadel Muhammad di perkampungan yang mayoritas warganya keturunan Arab itu disambut oleh ratusan warga, laki-laki, perempuan, tua, dan muda. Kehadiran pria yang pernah menjadi Gubernur Gorontalo itu disambut dengan barisan drum band. Karena kampung itu mayoritas warganya keturunan Arab, Kampung 10 Ilir juga disebut sebagai Kampung Arab.
Baca Juga: Ketua MPR RI Dorong KPK dan KADIN Indonesia Bangun Whistleblowing System
Di hadapan ratusan warga, dengan prokes yang ketat, Fadel Muhammad merasa bangga bisa hadir di Kampung Arab di tepian Sungai Musi itu. "Syukur sekarang saya berada di depan Bapak-Bapak, Ibu-Ibu, sekalian," ujar alumni ITB itu.
Dikatakan, kehadirannya untuk melaksanakan salah satu tugas MPR, yakni melakukan Sosialisasi Empat Pilar MPR. Disebutnya, Empat Pilar MPR itu adalah Pancasila, UUD, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Mantan Politisi Partai Golkar itu menuturkan, bila ingin membangun rumah yang kokoh, diperlukan dasar dan pilar negara yang kuat. "Demikian pula bila kita ingin membangun negara, diperlukan dasar dan pilar negara yang kuat," paparnya.
Disampaikan kepada para peserta sosialisasi, bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki luas wilayah yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dan dari Talaud hingga Rote. Di wilayah Indonesia, tinggal penduduk yang beragam suku, bahasa, agama, dan budaya. "Meski kita berbeda-beda, kita bersatu seperti dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika," ujarnya.
Keragaman yang ada inilah menurutnya perlu dijaga. Dirinya ingin Indonesia tidak pecah. Lepasnya Provinsi Timor Timur yang selanjutnya menjadi negara Timor Leste diharap tidak terulang. "Sampai sekarang kita masih diganggu dengan gerakan separatisme yang terjadi di Papua," tuturnya. Adanya gerakan separatisme sebab ada kelompok yang ingin bermain karena Papua adalah daerah yang kaya raya potensi alam.
Dirinya menegaskan agar kita tetap menjaga persatuan dan kesatuan supaya bangsa ini tetap utuh. Mendahulukan persatuan dan kesatuan untuk kepentingan bangsa, Fadel Muhammad menceritakan sejarah keberadaan orang-orang Arab di Indonesia. Dikatakan, dulu ada Partai Persatuan Arab.
Keberadaan partai itu menurutnya sangat kuat. Partai ini disebut oleh mantan Menteri Kelautan dan Perikanan ini sangat nasionalis. Mereka menyatakan akan bubar bila Indonesia sudah merdeka. "Sementara, partai yang dimobilisasi oleh orang-orang Arab di Malaysia dan Singapura masih berdiri," tuturnya.
Partai Persatuan Arab membubarkan diri setelah Indonesia merdeka, menurut Fadel Muhammad, karena orang-orang Arab menyatakan bahwa bumi, tanah, dan air sudah menjadi milik bangsa Indonesia. "Orang Arab di Indonesia memilih melebur diri menjadi Indonesia," ujarnya.
"Tak hanya itu, para keturunan orang Arab pun setia menjaga persatuan dan kesatuan bangsa," tambahnya. Sejarah yang ada membuat Fadel Muhammad memuji peran warga keturunan Arab. "Betapa hebatnya orang Arab yang setia pada Indonesia," ujarnya.
Sebagai bangsa yang besar dan beragam, bangsa Indonesia memiliki potensi untuk pecah seperti Uni Soviet dan Jugoslavia. Dirinya menegaskan pentingnya semua untuk menjaga potensi-potensi disintegrasi bangsa tidak terjadi. "Pentingnya kita menjaga persatuan dan kesatuan bangsa," paparnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: