Mulai Berani! Sekarang Pangerannya SBY Berani Kirim Warning Keras untuk Moeldoko: Darah...
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengirimkan pesan langsung kepada Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko.
Anak sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut menyarankan agar mantan Panglima TNI Moeldoko sebaiknya mendirikan partai baru saja serta mengikuti hukum-hukum yang berlaku di Indonesia.
Baca Juga: Usai Diakui Negara, AHY Sarankan Kubu Moeldoko Buat Partai Baru: Lebih Elegan Daripada Merebut
Menurutnya, hal tersebut lebih elegan dan bermartabat ketimbang memimpin partai politik dengan cara-cara tidak benar. Karena itu, ia pun lantas menyebut sederet jenderal yang mendirikan partai baru seperti R Hartono yang mendirikan PKPB, Edy Sudrajat mendirikan PKPI, Wiranto membangun Partai Hanura, hingga Prabowo Subianto yang mendirikan Partai Gerindra.
AHY menilai jika sosok-sosok yang disebutkannya tidak bisa dianggap sepele karena untuk merawat dan membesarkan partai dibutuhkan kerja keras dan keringat.
"Dan, tentu saja SBY yang membangun Partai Demokrat dengan berdarah-darah, masak membangun partai selama 20 tahun akan dibegal dengan KLB ilegal," katanya sebagaimana dilansir dari RMCO.id di Jakarta, Senin (5/4/2021).
Baca Juga: Kalahkan Moeldoko, Yasonna Ngaku Dongkol dengan Demokrat Kubu AHY: Saya...
"Berdarah-darah dari nol untuk menjadikan partai jadi besar dan dipercaya rakyat," tegasnya.
Sementara itu, menurut dia, apa yang dilakukan kubu Moeldoko melalui KLB Deli Serdang adalah cara-cara yang tidak elegan.
"Yang dilakukan oleh kubu Moeldoko dengan mengadakan KLB ilegal itu kan mau enaknya saja, sehingga tidak bisa diterima akal sehat," kata dia.
Karena itu, AHY langsung melontarkan warning keras kepada Moeldoko. Pasalnya, partai yang ia pimpin saat ini adalah yang sah dan diakui oleh negara.
"Jadi, jangan lagi usik Partai Demokrat. Karena kami siap melawan, DPC dan DPD Jawa Tengah tentu siap bersatu melawan para pengganggu Partai Demokrat," tegas dia.
Di sisi lain, kubu Moeldoko tidak tinggal diam. Lewat juru bicaranya, Muhammad Rahmad, mengatakan bahwa justru yang semestinya membuat partai baru adalah SBY, bukan merebut partai dari para pendirinya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil