Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KKP dan Pemda Sumatera Barat Sepakat Bangun National Bilih Center di Danau Singkarak

KKP dan Pemda Sumatera Barat Sepakat Bangun National Bilih Center di Danau Singkarak Kredit Foto: KKP

Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat, Yosmeri menyanggupi apa yang diinginkan dari KKP maupun Komisi IV DPR RI, dirinya sangat terima kasih sekali kepada Komisi IV DPR RI yang sudah melakukan kunjungan lapangan sekitar Danau Singkarak ini. Sebab ia sangat berharap, Komisi IV DPR RI bisa melihat kondisi Danau Singkarak. Karena, Danau Singkarak ini merupakan salah satu danau di Sumatera Barat dengan luas 11.200 hektare dan tempat berkembangnya ikan endemik yakni ikan bilih. “Kami siap untuk melakukan apa yang diinginkan dari pusat guna kelestarian ikan bilih tetap terjaga,” tegasnya.

Yosmeri menyebutkan kalau Ikan bilih ini merupakan satu-satunya ikan di dunia yang hanya ada di Danau Singkarak, persoalan sekarang ikan bilih ini mulai punah, dalam artian jumlahnya berkurang dan ukuran juga mengecil akibat eksploitasi penangkapan yang intensif dengan menggunakan alat tangkap yang tidak selektif, yaitu bagan.

“Harapan kita kepada Komisi IV DPR RI serta KKP kiranya dilakukan kajian-kajian untuk pembenihan ikan bilih ini sehingga tidak punah sama sekali. Karena memang kami Dinas pun sudah melakukan upaya ke arah tersebut, tetapi larva baru berumur 10 hari, ikannya sudah mati. Tentunya kita berharap kepada KKP bisa melakukan antisipasi kedepannya sehingga pembenihan ikan bilih bisa berkembang,” pintanya.

Pasalnya, lanjut Yosmeri, dikhawatirkan jika tidak dengan budidaya dalam hal ini pembenihan ikan bilih, nanti akan terjadi kepunahan. Padahal, ikan bilih ini selain ikan endemik, juga memiliki gizi dan nilai protein yang tinggi terutama bagi anak yang berada dalam masa pertumbuhan dalam upaya mengatasi stunting. “Kita semua berharap ikan bilih bisa tetap lestari,” harapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala BPBAT Sungai Gelam, Boyun Handoyo bahwa selain dapat melestarikan plasma nutfah, restocking ikan nilem di Danau Singkarak sebagai upaya memulihkan kondisi ikan lokal di danau tersebut yang salah satunya adalah ikan nilem.

“Ikan bilih merupakan salah satu primadona ikan asli spesifik lokal Sumatera Barat, khususnya di Danau Singkarak. Upaya BPBAT Sungai Gelam terkait pelestarian ikan bilih, telah melakukan upaya domestikasi, namun dikarenakan perbedaan karakteristik lingkungan dan kondisi perairan Danau Singkarak dengan BPBAT Sungai Gelam sehingga beberapa kali terjadi kegagalan adaptasi. Namun kita terus berupaya untuk pembenihan ikan bilih ini dengan bekerjasama dengan berbagai pihak terkait agar mempermudah proses adaptasi dan domestikasi ikan bilih,” jelas Boyun.

Boyun menambahkan BPBAT Sungai Gelam juga telah melakukan beberapa alternatif kegiatan dengan tujuan mengalihkan nelayan penangkap ikan bilih dengan berbudidaya ikan. Beberapa tahun terakhir ini, BPBAT Sungai Gelam sudah memberikan bantuan baik calon induk, benih ikan maupun program prioritas percontohan seperti budidaya ikan sistem bioflok kepada nelayan penangkap ikan bilih di sekitar Danau Singkarak.

Bantuan tersebut diberikan dengan harapan dapat menjadi stimulan bagi masyarakat dan generasi muda di sekitar danau dengan membudidayakan ikan di darat sekitar Danau Singkarak, sehingga kelestarian lingkungan dan plasma nutfiah Danau Singkarak khususnya ikan bilih tetap terjaga.

Seperti diketahui juga, dalam rangkaian kunjungan kerja Komisi IV DPR RI di Danau Singkarak juga dilakukan penyerahan bantuan dari BPBAT Sungai Gelam kepada Pokdakan di Sumatera Barat senilai Rp1,7 miliar antara lain berupa benih ikan nila, lele, mas, gurame dan patin dengan total 637 ribu ekor, calon induk ikan nila, lele dan mas dengan total 10 ribu ekor, pakan ikan mandiri dengan total 40 ton dan 5 paket budidaya ikan sistem bioflok.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: