Quarter Life Crisis Bikin Galau, Apa Sih yang Seharusnya Dilakukan?
Yasa Singgih, CEO and Founder Men's Republic bersama Fellexandro Ruby mengungkap Quarter Life Crisis yang paling sering dikeluhkan generasi milenial. Hal tersebut mereka bincangkan melalui video YouTube bertajuk "Cara Keluar Dari Quarter Life Crisis -- Diinterview Yasa Singgih (Men's Republic)".
Quarter Life Crisis terjadi tak harus selalu saat kamu berusia 25 tahun. Bisa saja Quarter Life Crisis terjadi lebih awal di usia 19 tahun atau 23 tahun seperti Yasa Singgih.
Quarter Life Crisis ini spektrumnya luas, tak hanya soal kegagalan. Tetapi yang jelas, Quarter Life Crisis terjadi karena kegalauan, entah galau karena masalah kehidupan atau galau karena justru kesuksesan.
Baca Juga: Jangan Cuma Rebahan! Ini Cara Menambah Sumber Pendapatan Agar Hidup Tenang Tanpa Kepikiran Uang
Untuk beberapa orang, Quarter Life Crisis mungkin dialami dengan satu fase pendek. Tetapi Fellexandro Ruby mengalami masa-masa yang panjang dalam Quarter Life Crisis yakni selama bertahun-tahun.
Quarter Life Crisis terjadi karena ketika memasuki usia 20an, kita masih belum tahu hidup untuk apa. Sementara, perjalanan hidup kita masih panjang. Di usia ini juga, manusia pada umumnya normal untuk mengambil keputusan yang tidak rasional.
Pengalaman Fellexandro Ruby saat mengalami Quarter Life Crisis yakni ia berkelana ke Amerika selama tiga minggu tanpa memiliki paket data di ponselnya. Tujuannya ia ingin banyak mengobrol dengan orang-orang di sana. Di saat itulah Ruby menyadari bahwa semua orang di belahan dunia manapun pasti mengalami Quarter Life Crisis.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: