Moeldoko Diisukan Masuk List Reshuffle, yang Suka Bikin Gaduh Memang Bakal Kena
Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai, dari empat menteri yang berinisial M ini, yang paling berpeluang dicopot setidaknya memenuhi 2 kriteria. "Yaitu yang kinerjanya paling buruk dan risiko politiknya minim. Karena reshuffle tidak melulu urusan kinerja, tapi menyangkut aspek stabilitas politik," kata Adi, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.
Sementara, peneliti senior Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menggunakan rujukan pengalaman reshuffle sebelumnya. Biasanya, anggota kabinet dicopot itu adalah yang suka bikin gaduh.
"Pak Jokowi mengatakan pentingnya kabinet yang tidak gaduh. Ini mengindikasikan bahwa siapa pun yang menjadi pembantu presiden yang membuat gaduh, pastinya tidak cocok dengan kehendak presiden," kata Wiwik, sapaan akrab Siti Zuhro, dalam obrolan dengan Rakyat Merdeka, tadi malam.
Namun, Wiwik enggan menyebut nama. Ia hanya memberi clue tingkat kegaduhan yang tak bisa ditolerir presiden, yang berakibat pembantunya dicopot. "Pembantu Presiden yang bikin gaduh politik dan juga gaduh bidang ekonomi yang berdampak terhadap legitimasi pemerintah, akan diganti," yakinnya.
Bagaimana sikap Istana? Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Donny Gahral Adian memastikan, yang tahu siapa yang akan di-reshuffle hanya Jokowi. Soal isu di luar, yang berseliweran bukan hanya inisial. Tapi, sudah banyak juga yang langsung menyebut nama.
"Inisial bisa berarti banyak hal. Tidak bisa dipastikan. Sekali lagi, Presiden memutuskan dan kami selaku anak buah mematuhi dan mengawal keputusan tersebut," kata Donny, dalam perbincangan dengan Rakyat Merdeka, tadi malam.
Saat ditanya lebih dalam soal reshuffle, Donny malah membelokkan ke urusan vaksinasi Covid-19. "Tidak ada yang pasti dalam politik. Yang pasti adalah kita sudah memvaksinasi lebih dari 16 juta orang," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq