Deretan Kontroversi Mas Menteri Nadiem Makarim: Banyak Error-nya, Dia Itu Ahli IT Bukan Pendidikan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim lagi banyak mendapat sorotan. Banyak hal kontroversial muncul di kementeriannya. Mulai dari Pancasila dan Bahasa Indonesia yang hilang dari Standar Nasional Pendidikan (SNP), hingga hilangnya nama KH Hasyim Asy'ari dari Kamus Sejarah Indonesia jilid I. Sepertinya, Nadiem lagi banyak error nih.
Hilangnya Pancasila dan Bahasa Indonesia dari SNP, sudah heboh pekan lalu. Hal ini diketahui setelah terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). PP yang mengatur kurikulum untuk jalur pendidikan formal dan nonformal itu tidak lagi mencantumkan Pancasila dan Bahasa Indonesia dalam SNP.
Baca Juga: Nadiem Pamer Foto bareng Mbak Mega, Netizen Usil Banget: Lolos Reshuffle Nih
Belum mereda masalah tersebut, kini muncul kontroversi baru, yaitu hilangnya sejumlah tokoh penting dalam sejarah Indonesia di Kamus Sejarah Indonesia. Di jilid I, tidak ada nama KH Hasyim Asy'ari. Sedangkan di jilid II tidak ada nama Soekarno dan Mohammad Hatta dalam entry khusus, meski masuk pada penjelasan di awal kamus. Sebaliknya, sejumlah nama tokoh komunis muncul dalam kamus yang diterbitkan Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) itu.
Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda kesal dengan hal ini. Politisi PKB itu pun meminta Kemendikbud segera menarik Kamus Sejarah Indonesia Jilid I dan II dari peredaran. Menurutnya, kejanggalan dalam kamus sejarah tersebut berbahaya bagi pembentukan karakter peserta didik, karena adanya disinformasi.
“Bayangkan jika potensi persebarannya yang begitu luas, namun di sisi lain ada informasi kesejarahan yang tidak akurat. Maka akan ada banyak anak didik dan generasi muda di Indonesia yang tidak bisa memahami proses nation formation maupun nation building secara utuh,” kata Huda.
Anak buah Muhaimin Iskandar ini juga meminta Nadiem mengevaluasi tim penyusun Kamus Sejarah Indonesia, yang dinilainya tunasejarah dan tunanasionalisme. Ulah tim penyusul yang tak memasukkan nama pendiri Nahdlatul Ulama itu, dianggapnya sangat keterlaluan.
“Kemendikbud harus benar-benar selektif dalam memilih tim penyusun buku ataupun bahan ujian. Sebab, seringkali kita temui berbagai produk konten dari Kemendikbud yang menuai polemik dan kontroversi,” kata Huda.
Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini juga mendamprat Nadiem. Dia menyebut, lenyapnya nama KH Hasyim Asy’ari merupakan keteledoran dan ketidakpahaman tim penyusun tentang sejarah bangsa. Bahkan, dia sampai curiga ada pengkhianatan terhadap sejarah bangsa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq