Siapin Tisu! Curhat Gen Z Myanmar Bertempur untuk Pertahankan Demokrasi Negara Bikin Haru
Siswa memposting online. Para ibu memboikot bisnis yang terkait dengan militer. Pengusaha membiarkan mobil mereka “mogok” atau mengemudi dengan kecepatan sangat lambat dalam upaya memblokir pasukan keamanan dan mencegah pegawai pemerintah untuk bekerja.
Setiap malam, penduduk Myanmar mulai memukul-mukul ganja pada pukul delapan, percaya bahwa suara keras akan mengusir kejahatan.
Selama ini, banyak teman internasional saya bertanya apakah saya pernah merasa lelah atau takut dengan semua pekerjaan berbahaya yang kami lakukan. Jawaban saya, seperti jawaban ribuan Gen Z lainnya dari Myanmar, sederhana saja: Iya kami capek.
Ya, kami takut. Tetapi tidak, kami tidak akan berhenti berperang, karena itu berarti menyerah — menyerahkan demokrasi, menyerahkan segala harapan yang tersisa untuk masa depan kami.
Kami akan terus berjuang sampai kami menang, agar saudara dan saudari kami tidak jatuh tanpa alasan, sehingga generasi berikutnya tidak harus berjuang seperti yang kami lakukan, sehingga kebebasan kami akan dipulihkan, dan masa depan kami akan cerah sekali lagi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: