Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Panas, Ali Ngabalin Vs Mustofa Nahrawardaya soal Toa Masjid

Panas, Ali Ngabalin Vs Mustofa Nahrawardaya soal Toa Masjid Kredit Foto: Instagram/Ali Mochtar Ngabalin

"Kalau ini lagi yang menjadi tanggungjawab pemerintah seperti yang disebutkan saudaraku tadi. Wah, luar biasa, masuk ini barang lagi ke pemerintah," lanjut Ngabalin.

Menurut dia, sebagai penduduk mayoritas maka yang perlu ditingkatkan adalah kesadaran. Pemahaman kesadaran yang dimaksud menghormati kelompok minoritas.

"Tidak mungkin kita suruh Markus, Lambertus, yang ada di pinggir, pinggir itu, nggak mungkin. Paham nggak itu? Jadi, cara kita orang banyak, kita kelompok mayoritas, kita kelompok orang beriman yang baik dan beradab makanya kita harus hormati Lambertus, Robert, Paulus, Joseph, dan lain-lain," kata Ngabalin.

Baca Juga: Dengar Baik-baik, No Hoax: Munarman Sudah Jadi Tersangka, Dijerat UU Terorisme

Mustofa pun memberikan tanggapan. Ia meminta agar Ngabalin yang merupakan bagian pemerintah juga bisa hati-hati.

"Bang, pertama hati-hatilah. Ini membangunkan sahur nggak sampai menutup bandara, nggak sampai menutup tol, nggak sampai melarang orang," tutur Mustofa.

"Nggak usah, nggak usah masuk ke situ," jawab Ngabalin.

"Memang nggak masuk, saya hanya contohkan saja," kata Mustofa. 

Mustofa menjelaskan dengan merujuk pernyataan Ngabalin. Dia bilang jika secara filosofi mikropon adalah kekuasaan, maka ia menyinggung pejabat menteri agama yang sering kali bicara radikal.

"Hati-hati juga bang. Belum lagi dia ngomong radikal, radikul tiap hari, kan menyakitkan masjid bang," sebut Mustofa.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: