Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lika-Liku Hidup Munarman: 'Tangan Kanan' Habib Rizieq yang Ditangkap Densus 88

Lika-Liku Hidup Munarman: 'Tangan Kanan' Habib Rizieq yang Ditangkap Densus 88 Kredit Foto: Antara/Antara
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bekas Sekretaris Umum FPI Munarman ditangkap oleh Tim Densus 88 Antiteror di kediamannya Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan, beberapa hari lalu. Munarman sendiri punya beberapa catatan manis dalam perjalanan hidupnya, diketahui ia pernah aktif di Lembaga Bagian Hukum (LBH).

Munarman lahir di Palembang, Sumatera Selatan pada 16 September 1968. Dirinya memulai kariernya sebagai aktivis advokasi pada sebuah LBH di Palembang tahun 1995. Nama ia mulai harum secara nasional ketika menjabat sebagai koordinator Kontras Aceh pada tahun 1999-2000. Selanjutnya, pada 2002 Munarman terpilih jadi Ketua Dewan Pengurus Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) periode 2002-2007.

Baca Juga: 'Tangan Kanan' Habib Rizieq Diringkus, Bocoran Fadli Zon: Munarman Dekat dengan Tito

Munarman makin dikenal saat dirinya ikut serta dalam tim pengacara pimpinan Majelis Mujahidin Indonesia, Abu Bakar Ba'asyir. Pada saat itu, Abu Bakar tersandung kasus bom Bali dan divonis 2,5 tahun penjara.

Selanjutnya, setelah lepas dari tim pengacara Abu Bakar, dirinya mulai dekat dengan jaringan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Kedekatannya dengan HTI, Munarman mulai mengenal beberapa tokoh termasuk Ketua FPI Habib Rizieq Shihab atau HRS.

Pertemuan dengan HRS berbuah manis membawa dirinya bergabung dengan FPI. Berbagai posisi telah Munarman jalani mulai dari Panglima Komando Laskar Islam (KLI), Juru bicara FPI, dan terakhir sebelum dibubarkan dirinya menjabat sebagai Sekretaris Umum FPI.

Pada 2014, Munarman sempat ingin dicalonkan oleh Suryadharma Ali Ketua Umum partai PPP sebagai kandidat legislatif. Namun, Munarman tidak memutuskan apapun.

Munarman tidak terlepas dari berbagai kontroversi yang dibuatnya mulai dari perampasan kunci kontak pada 2007 dirinya ditahan di Polsek Limo, Depok. Pada 2012 dirinya dikeroyok 2 orang lantaran membunyikan klakson berkali-kali di tengah kemacetan. Kontroversi yang viral ialah saat dirinya melakukan penyiraman air teh ke salah satu narasumber. Saat itu, dirinya sedang berdebat pada acara talkshow di salah satu stasiun televisi swasta.

Selanjutnya, Munarman diduga bergabung bersama jaringan Baiat. Hingga akhirnya, dirinya ditangkap Densus 88 Antiteror Polri terkait afiliasi dirinya pada jaringan Baiat UIN Jakarta, Makassar, serta Medan.

Sebagaimana diketahui, pada Selasa 27 April 2021 malam, Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Ahmad Ramadhan, mengatakan bahwa penangkapan Munarman terkait pengembangan kasus terorisme yang sebelumnya.

"Jadi terkait kasus baiat (pengukuhan) di UIN Jakarta, kemudian juga kasus baiat di Makassar, dan mengikuti baiat di Medan. Jadi ada tiga hal itu," kata Ahmad kepada wartawan.

Munarman ditangkap terkait baiat di UIN Jakarta, Makassar, dan Medan beberapa waktu lalu. Baiat di Makassar dikatakan Ahmad Ramadhan berkaitan dengan jaringan teroris ISIS.

Tim Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror Polri menangkap Munarman di kediamannya, Pondok Cabe, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, Selasa sekitar pukul 15.30 WIB. Selanjutnya, dalam penggeledahan di eks markas FPI pihak kepolisian mengamankan botol plastik berisikan cairan triaseton triperoksida (TATP) yang termasuk golongan bahan peledak.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: