Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Duh, Kamp Militer Hutan Jadi Arena Junta Myanmar Menggembleng Dokter hingga Pelajar

Duh, Kamp Militer Hutan Jadi Arena Junta Myanmar Menggembleng Dokter hingga Pelajar Kredit Foto: Getty Images
Warta Ekonomi, Yangon -

Puluhan anggota Gerakan Pembangkangan Sipil (CDM) melarikan diri ke hutan untuk berlatih menggunakan senjata dalam upaya melawan junta. Mereka merangkak berlatih di sepanjang jalur hutan di sebuah desa kecil di dalam hutan Myanmar.

Skenario penyergapan sudah dibuat, dan ancamannya adalah junta yang merebut kekuasaan dalam kudeta 1 Februari.

Baca Juga: Utusan Myanmar di PBB Tekan Amerika Ambil Langkah Keras Urus Junta Militer

CDM menyebabkan ribuan pekerja kerah putih dan biru, termasuk petugas medis dan guru, serta insinyur dan pekerja pabrik, meninggalkan pekerjaan mereka untuk bergerak dalam perlawanan terhadap kudeta.

Kini mereka ingin tahu bagaimana mempertahankan diri dari Tatmadaw yang terus menembak mati orang di jalan, mengerahkan granat dan mortir berpeluncur roket terhadap warganya sendiri, dan memburu mereka yang dicari untuk ditangkap di malam hari mengerikan.

Mereka yang melarikan diri melakukan perjalanan ke daerah perbatasan yang dikuasai kelompok etnis bersenjata untuk diajari cara menembakkan senjata

Para aktivis dilatih oleh Mayor Jenderal Nerdah Bo Mya yang merupakan  kepala staf Organisasi Pertahanan Nasional Karen (KNDO), salah satu dari dua sayap bersenjata dari Serikat Nasional Karen (KNU).

Kelompok ini merupakan kelompok pemberontak tertua di Myanmar yang mengklaim melindungi etnis minoritas suku Karen di negara bagian Karen tenggara.

Dia mengepalai program pelatihan dasar gratis. "Ini adalah tanggung jawab untuk melindungi kehidupan. Jika kita tidak melatih mereka, siapa yang akan membantu mereka?" ujar Bo Mya dikutip laman CNN, Rabu (5/5).

Taktik kekerasan yang semakin meningkat yang digunakan terhadap pengunjuk rasa telah menyebabkan lebih dari 760 orang gugur. Namun jumlah kematian sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: