PBB Seperti Macan Ompong yang Lembek ke Israel: Perserikatan Bohong-Bohongan
Lebih dari sepekan, tentara Israel membabi buta membombardir rakyat Palestina. Korban sipil terus berjatuhan. Ratusan orang, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas. Ribuan rumah, gedung perkantoran, sekolah, hingga rumah sakit, hancur lebur. Sementara PBB yang punya kapasitas untuk menghentikan kebiadaban si zionis itu, justru lembek. Nggak heran, banyak pihak meledek PBB dari Perserikatan Bangsa-Bangsa menjadi Perserikatan Bohong-Bohongan.
Sampai kemarin, Israel masih menyerang Jalur Gaza, Palestina, dengan roket. Bola api dan asap hitam yang mengepul ke udara masih terlihat di sejumlah titik.
Baca Juga: DK PBB Bikin Banyak Pihak Kecewa, Malaysia Sekarang Berani Teriak: Sudah Gini Hari, Tidak Ada...
Serangan Israel yang memasuki pekan kedua ini, telah menewaskan 213 warga Palestina, termasuk 61 anak-anak, 34 wanita, dan melukai lebih dari 1.400 orang.
Sementara itu, 52 ribu warga Gaza kehilangan tempat tinggal. Dari jumlah tersebut baru sekitar 47 ribu warga Gaza yang dievakuasi di 58 shelter PBB di sekolah-sekolah di Gaza. Kebiadaban Israel ini juga membuat 132 gedung hancur dan 316 rusak parah. Termasuk 6 rumah sakit dan sembilan pusat kesehatan.
Selain menewaskan warga, serangan Israel juga mulai menimbulkan masalah baru di Gaza. Warga Gaza terancam kehabisan pasokan listrik. Pembangkit listrik mulai kehabisan bahan bakar karena Israel mencegah masuknya bahan bakar.
“Bahan bakar yang tersedia cukup untuk mengoperasikan pembangkit listrik hanya untuk dua atau tiga hari,” kata Mohammad Thabet, juru bicara PLN di sana.
Indonesia bersama dunia internasional telah mengeluarkan sikap, mengutuk kekejaman Israel terhadap warga Palestina. Seruan agar PBB segera bersikap dan mengambil keputusan terus disuarakan. Namun sampai kemarin, belum ada satu pun keputusan konkret yang diambil PBB. Sejak 10 Mei lalu, Dewan Keamanan PBB sudah tiga kali menggelar sidang untuk merumuskan pernyataan sikap soal ini. Namun, tiga kali sidang berakhir tanpa hasil konkret.
Pertemuan terakhir digelar pada Minggu lalu. Debat terbuka yang digagas oleh China, Norwegia, dan Tunisia itu digelar secara virtual dan dihadiri utusan 15 anggota dewan, seperti Inggris, Prancis, AS. Kedua negara yang berkonflik, yakni Palestina dan Israel ikut bicara dalam pertemuan itu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: