Tolong! Saudara Muslim di Gaza Nyatakan Kewalahan Tangani Korban Serangan Israel
Pejabat kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 227 warga Palestina, termasuk 64 anak-anak telah gugur dalam serangan udara. Sementara lebih dari 1.600 lainnya mengalami luka-luka. Di sisi lain 12 warga Israel telah terbunuh oleh roket. Pengeboman itu telah membuat lebih dari 56 ribu warga Gaza melarikan diri dari rumah mereka.
Ribuan warga yang melarikan diri saat ini berada di 59 sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan dan dikelola oleh UNRWA. Badan PBB tersebut memberi mereka air dan perlengkapan kebersihan dasar, termasuk masker untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Sejauh ini, serangan Israel tidak merusak fasilitas kesehatan secara langsung seperti pertempuran pada 2014. Ketika itu banyak rumah sakit dan klinik terkena serangan langsung dari pengeboman Israel.
Serangan Israel kali ini telah merusak sedikitnya 18 rumah sakit dan klinik, di mana tiga pusat perawatan kesehatan di Gaza telah rata dengan tanah. Hampir separuh dari persediaan obat yang esensial telah habis.
Kepala Pencegahan Medis di Kementerian Kesehatan Majdi Dhair mengatakan di antara situs yang rusak adalah klinik perawatan kesehatan yang dapat menguji Covid-19. Akibatnya pengujan virus corona saat ini harus berhenti.
“Ini seperti bom waktu karena orang tidak diuji dan mereka yang terinfeksi tidak akan tahu bahwa mereka terinfeksi,” kata Dhair.
Hingga Senin (17/5/2021) ketika klinik itu rusak, Gaza telah mencatat lebih dari 105 ribu infeksi virus corona, termasuk 986 kematian. Sekitar 80 orang berada dalam kondisi kritis karena virus tersebut. Pertempuran juga telah membuat upaya vaksinasi Covid-19 di Gaza menjadi terhenti.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: