Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: Yang Lain Kesulitan, BUMN Pertahanan China Poly Lagi Dulang Cuan Besar

Kisah Perusahaan Raksasa: Yang Lain Kesulitan, BUMN Pertahanan China Poly Lagi Dulang Cuan Besar China Poly Group Corporation. | Kredit Foto: Getty Images/Visual China Group
Warta Ekonomi, Jakarta -

China Poly Group Corporation adalah badan usaha milik negara China yang bergerak dalam industri manufaktur pertahanan China. Bisnis yang digerakkan oleh pemerintah berada di bawah pengawasan Komisi Pengawasan dan Administrasi Aset Milik Dewan Negara (SASAC).

China Poly terdaftar menjadi salah satu perusahaan raksasa Fortune Global 500. Posisinya dalam daftar itu di tahun 2020 ada di peringkat ke-191 dunia.

Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: ONGC, Rajanya Minyak Nomor Wahid di India yang Sedang Terhuyung-huyung

Total hasil penjualan perusahaan di tahun tersebut lagi sehat-sehatnya, dengan alami kenaikan 23,7 persen, sehingga pendapatannya mencapai 57,14 miliar dolar AS.

Pendapatan itu didukung juga oleh keuntungan yang berhasil dikantongi sebesar 2,03 miliar dolar AS. Angka ini naik 34,8 persen dari 2019 yang hanya sebesar 1,49 miliar dolar AS. 

Perusahaan mengelola aset sebesar 188,47 miliar dolar AS. Sementara itu, total ekuitasnya senilai 12,76 miliar dolar AS.

Berikut ini akan Warta Ekonomi ulas kisah ringkas perusahaan raksasa China Poly pada Jumat (28/5/2021) seperti di bawah ini.

Poly Group dimulai pada tahun 1983 sebagai anak perusahaan dari China International Trust and Investment Corporation (CITIC), sebuah perusahaan investasi milik negara. Didirikan atas perintah Deng Xiaoping pada 1979, CITIC segera menjadi salah satu konglomerat industri dan keuangan paling berpengaruh di China.

Sebuah laporan tahun 1997 oleh Rand Corporation, sebuah lembaga pemikir kebijakan global, menyebut perusahaan investasi itu "perusahaan terdepan untuk PLA" (Tentara Pembebasan Rakyat China) dan menghukum Poly karena secara ilegal mengimpor 2.000 senapan serbu AK-47 ke AS pada tahun 1996.

Setelah lebih dari 20 tahun pembangunan, perdagangan internasional dan real estat telah mapan sebagai dua bisnis inti Grup, direktur pelaksana Quan Gui Chen sementara industri budaya sedang dalam penanaman dan pengembangan yang stabil. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: