Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perencanaan Hari Tua yang Matang Agar Tenang Jalani Hidup bagi Generasi Sandwich

Perencanaan Hari Tua yang Matang Agar Tenang Jalani Hidup bagi Generasi Sandwich Kredit Foto: Allianz
Warta Ekonomi, Jakarta -

Generasi “sandwich” menjadi istilah yang baru-baru ini banyak diperbincangkan oleh masyarakat Indonesia, yang kental dengan kultur Asia. Istilah ini merefleksikan sebagian orang yang terhimpit dengan tanggung jawab terhadap generasi di atas mereka–yakni orang tua mereka, dan generasi di bawahnya seperti saudara kandung, anak, maupun pasangan dan diri mereka sendiri, baik secara ekonomi, waktu, tenaga, dan perhatian.

“Generasi sandwich terjadi karena ada orang tua yang tidak siap secara keuangan untuk membiayai pengeluaran bulanan di saat pensiun, sehingga membutuhkan bantuan anak untuk membiayai pengeluaran,” jelas Melvin Mumpuni, Perencana Keuangan Profesional dan Founder Finansialku.com.

Saat ini, menjadi bagian dari generasi sandwich pun sudah dianggap hal yang lazim di masyarakat. Padahal, kondisi itu dapat mempengaruhi kualitas hidup serta menjadi mata rantai yang sulit terputus. Generasi ini seringkali tercipta karena generasi sebelumnya juga terbebani sebagai generasi sandwich, mengingat mereka pun bertanggung jawab atas orang tua dan anak mereka.

Baca Juga: Allianz Life Indonesia Sediakan Pos Pelayanan Vaksinasi Covid-19 Gratis untuk Lansia

Psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengungkapkan bahwa generasi sandwich lebih rentan untuk mengalami stres karena memiliki tanggung jawab yang cukup besar.

“Peran multi yang dijalani oleh generasi sandwich membuat mereka rentan stres karena banyaknya tekanan, antara lain masalah keuangan, kesehatan, pendidikan, dan tuntutan rumah tangga lainnya. Selain itu juga karena terbatasnya waktu dan banyaknya tugas yang harus mereka penuhi. Generasi ini kemudian cenderung mengabaikan masalah self-care bagi diri mereka sendiri,” jelas Vera.

Kentalnya kultur kekeluargaan yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Indonesia menjadi salah satu faktor terbentuknya generasi sandwich. Anak dituntut untuk merawat dan membiayai orangtuanya saat sudah memasuki hari tua sebagai bentuk tanda bakti. Survei Ekonomi Nasional 2017 mengungkap sebanyak 62,64% kaum lanjut usia di Indonesia tinggal bersama anak dan cucunya.

Perencanaan finansial yang kurang matang pun dapat berujung pada terbentuknya generasi sandwich. Hal ini juga bisa terjadi karena masih sedikit masyarakat Indonesia yang menyadari bahwa perencanaan keuangan yang matang untuk masa kini dan masa depan adalah suatu hal penting untuk menjamin kehidupan di hari tua.

“Satu-satunya cara memutus rantai generasi sandwich adalah dengan mulai merencanakan dana pensiun dan mulai berinvestasi. Penting untuk menanamkan kesadaran dan kedisiplinan menabung sebagai persiapan masa pensiun sejak dini. Anda juga harus memikirkan kapan Anda akan pensiun, berapa pengeluaran bulanan saat pensiun serta berapa perkiraan hasil keuntungan di saat Anda pensiun,” tambah Melvin Mumpuni.

Dengan perencanaan finansial yang matang akan membawa kita kepada kebebasan finansial. Menurut Dosen dan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Prof Dr Budi Frensidy mengatakan, "ada hal yang perlu dipikirkan dan dibedakan seiring dengan kebebasan finansial, yakni istilah kaya dan makmur. Orang kaya belum tentu makmur kalau hidupnya besar pasak daripada tiang, mencapai kebebasan finansial itulah kemakmuran. Di sinilah pentingnya orang memiliki financial literacy atau melek finansial.”

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: