Lembaga Program Pembangunan PBB atau UNDP mendorong proyek Market Transformation for Renewable Energy and Energy Efficiency (MTRE3) di implementasikan secara maksimal di Indonesia. Dengan, menekankan pentingnya budaya hemat energi masyarakat dan pemanfaatkan energi terbarukan.
National Project Manager MTRE3 Project, Boyke Lakaseru menekankan, kesadaran kaum muda tentang efisiensi energi dan energi terbarukan di Indonesia dalam kehidupan sehari-hari peting terus didorong. Hal tersebut lah yang menjadi dasar penggarapan proyek ini.
Baca Juga: Keren! Anak Petani Ini Jadi Miliarder Pertama di Korea yang Berbisnis Energi Hijau
"Proyek MTRE3 berjalan selama lima tahun mulai dari 2017 hingga 2022 dengan empat wilayah kerja untuk proyek percontohan Energi Baru Terbarukan (EBT), yaitu provinsi Riau, Jambi, Sulawesi Barat, dan Nusa Tenggara Timur, dan wilayah kerja proyek percontohan Konservasi Energi (KE) di beberapa kota besar, Jakarta, Bali, Makasar, Semarang,” kata Boyke dalam webinar.
Selain itu dia menjelaskan, kegiatan yang berkaitan dalam mendorong energi berkeadilan dibutuhkan banyak pihak agar tercapai kesetaraan baik laki-laki maupun perempuan. Untuk memastikan pencapaian tujuan sosial dan ekonomi secara seimbang dan tidak ada yang tertinggal.
Dalam kesempatan itu, Wakil Kepala Perwakilan ?UNDP Indonesia Sophie Kemkadhze mengatakan, Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati setiap tanggal 5 Juni dapat dijadikan momentum untuk menyoroti pentingnya kolaborasi global. Khususnya dalam rangka memastikan perlindungan terhadap bumi.
Dia menjelaskan, hidup di era konsumsi dan eksploitasi berlebihan dilakukan bisa mendorong keberadaan bumi menjadi kritis. Sedangkan pandemi COVID-19 sedikit banyak telah memaksa manusia untuk melakukan perubahan, baik dari cara mengonsumsi hingga berproduksi.
"Kami merangkul era baru inovasi, di mana kami bertransisi ke tingkat emisi nol dan konsumsi energi terbarukan. Pergeseran ini merupakan bagian dari tanggung jawab kami untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs di Indonesia," ujarnya.
Sophie menjelaskan, UNDP melalui Proyek MTRE3 telah mendukung energi terbarukan di Indonesia. Proyek ini mendukung Pemerintah Indonesia dalam upaya meningkatkan penggunaan energi terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2025.
Selain itu UNDP juga bekerja sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) dan otoritas bandara di bandara Jakarta dan Bali untuk mengimplementasikan model operasi hemat energi. Kerja sama ini tonggak penting dalam mendukung konservasi energi, pengelolaan sumber daya berkelanjutan untuk masa depan.
Namun demikian, ia menilai upaya-upaya ini hanya sebagian dari langkah kecil. Aksi di lapangan, sangat diperlukan terutama oleh anak-anak muda.
Sementara itu, Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti mengatakan, guna mendukung EBT di Indonesia pihaknya kini tengah mendorong Rancangan Undang-undang (RUU) EBT.
Aturan tersebut merupakan upaya Pemerintah untuk agar lebih detil dan mendalam mengatur mengenai pengembangan EBT di Indonesia, serta ke depannya EBT tidak hanya menjadi alternatif, tapi juga dijadikan sebagai energi utama.
Dalam hal ini, Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menuturkan, porsi pemanfaatan energi baru dan terbarukan nasional baru mencapai 11,2 persen. Target ke depan adalah EBT dapat meningkat sebesar 23% pada 2025.
Karena itu, generasi muda diharapkan bisa mendorong upaya penghematan energi fosil dan mendorong pemanfaatan energi terbarukan mulai saat ini.
“Harapan kali pemuda, mahasiswa dan kaum perempuan bisa bersama-sama berada di depan untuk memulai dan menerapkan upaya budaya hemat energi. Sebab lebih gampang hemat energi daripada kita buat pembangkit,” jelas dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto