Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bukan Cuma Amerika-Israel, Orang-orang HAM Juga Teriak atas Naiknya Presiden Garis Keras Iran

Bukan Cuma Amerika-Israel, Orang-orang HAM Juga Teriak atas Naiknya Presiden Garis Keras Iran Kredit Foto: AP Photo/Ebrahim Norozi

Rouhani diketahui tak diperkenankan berpartisipasi lagi dalam pilpres Iran. Sebab, dia sudah menjabat sebagai presiden selama tiga periode. Beberapa tugas penting kini telah menunggu Raisi jika nanti dilantik. Hal itu terutama berkaitan dengan penanganan ekonomi yang kian memburuk akibat sanksi Amerika Serikat dan pandemi.

Raisi juga harus mengerahkan upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran tahun 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). JCPOA retak setelah mantan presiden AS Donald Trump menarik Washington dari kesepakatan tersebut.

Kontroversi Raisi

Ebrahim Raisi lahir di timur laut kota Masyhad. Dia dibesarkan di lingkungan keluarga yang religius. Menurut situs kampanyenya, seperti dikutip laman Al Arabiya, Raisi menerima gelar doktor di bidang hukum dan yurisprudensi dari Universitas Mottahari di Teheran. 

Raisi telah menjadi tokoh kunci dalam peradilan Iran sejak awal 1980-an. Pada 1981, ketika dia berumur 20 tahun, Raisi diangkat menjadi jaksa kota Karaj, dekat Teheran. Dua tahun kemudian, dia naik pangkat menjadi jaksa Hamedan, sebuah kota yang jaraknya 180 mil dari Karaj. 

Dia menjabat sebagai jaksa di dua kota itu secara bersamaan selama beberapa bulan. Raisi akhirnya dipromosikan menjadi jaksa provinsi Hamedan. Pada 1985, Raisi pindah ke Teheran. Di sana, ia menjabat sebagai wakil jaksa. 

Jabatan senior lainnya yang pernah dipegang Raisi termasuk wakil ketua pengadilan dari 2004 hingga 2014. Pada 2014-2016, dia menjadi jaksa agung.

Nama Raisi lekat dengan eksekusi massal tahanan politik Iran pada 1988. Namanya muncul karena kala itu dia anggota terkemuka dari apa yang disebut "komite kematian". Komite bentukan Ruhollah, pemimpin tertinggi Iran pada era tersebut, berisi sekelompok pejabat peradilan dan intelijen Iran. Adapun Khomeini bertugas mengawasi eksekusi massal ribuan tapol saat itu. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: