Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: Aluminium BUMN China Chalco Sukses Tembus Pasar Dunia

Kisah Perusahaan Raksasa: Aluminium BUMN China Chalco Sukses Tembus Pasar Dunia Aluminum Corporation of China Limited. | Kredit Foto: Reuters

Perusahaan kemudian menginvestasikan uang senilai 3 miliar dolar AS untuk memulai operasi pertambangannya yang direncanakan beroperasi tiga hingga empat tahun. Lokasi tambangnya berada di Morococha, Peru. Di sana, perusahaan kemudian merencanakan untuk mengekstraksi tembaga di Gunung Tomorocho.

Chalco memegang 9 persen saham di perusahaan pertambangan Anglo-Australia, Rio Tinto. Korporasi ini menguasai cadangan bijih besi yang besar di Australia. Pada tanggal 5 Juni, Rio Tinto melanggar kesepakatan dengan Chinalco untuk membeli saham yang lebih besar di perusahaan tersebut, dengan dukungan dari perusahaan pertambangan Anglo-Australia saingannya BHP Billiton. Rio Tinto diharapkan membayar biaya pemutusan sebesar 195 juta dolar AS sesuai dengan kontrak yang ditandatangani sebelumnya oleh kedua belah pihak.

Pada tahun 2010, Chalco melaporkan laba bersih sebesar 778,01 juta yuan China, peningkatan yang dramatis jika dibandingkan dengan kerugian perusahaan sebesar 4,62 miliar yuan dari tahun sebelumnya. Perusahaan memuji kenaikan harga dan strategi pengendalian biaya yang efektif dengan perputaran keuangan.

Selama Juli 2011, Chinalco menandatangani perjanjian jangka panjang dengan penambang Mongolia Tavan Tolgoi untuk mengimpor lebih dari 15 juta ton batu bara kokas setiap tahun untuk memenuhi permintaan domestik yang meningkat.

Operasinya dalam pabrik aluminium, di tahun 2013, Chalco menjual produk berbahan dasar aluminium antara lain casting, slab band, foil, ingot aluminium yang dilebur, serta logam galium. Produk-produk ini digunakan dalam konstruksi, listrik, pengemasan, transportasi, barang-barang konsumsi yang tidak tahan lama, bahan papan keras, kawat dan kabel, keramik, bahan tahan api, binatu, petrokimia, dan industri dirgantara.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: