Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sadis! Blak-blakan Pengamat Bilang Jokowi Bohongi Rakyat

Sadis! Blak-blakan Pengamat Bilang Jokowi Bohongi Rakyat Kredit Foto: GenPI
Warta Ekonomi -

Pengamat politik Ubedilah Badrun menegaskan bahwa julukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) the king of lip service yang disematkan oleh BEM UI bukan omong kosong belaka.

Hal ini, menurutnya, bisa dilihat dari gembar-gembor pemerintah yang menyebutkan vaksin Covid-19 secara gratis, namun sekarang diperjual belikan.

“Padahal disisi lain presiden menggembor-gemborkan vaksin gratis! Sekali lagi, gratis, tidak dikenakan biaya sama sekali,” ujar Ubedilah kepada GenPI.co, (11/7/2021).

Dirinya lantas menyebutkan bahwa lagi-lagi Jokowi berbohong kepada rakyat. Baca Juga: Ini Delapan Klinik Kimia Farma yang Bisa Dikunjungi untuk Program Vaksin Mandiri

“Vaksinasi gratis, bohong lagi ini Presiden. Ini membenarkan kritik BEM UI bahwa Jokowi adalah the king of lip service,” tuturnya.

Dia juga mempertanyakan siapa yang salah dalam mengelola vaksinasi tersebut.

Tidak hanya itu, bahkan menurut Ubedilah, harga vaksinasi bisa mencapai angka 1 juta rupiah untuk satu orang. Baca Juga: Ternyata.... Ketua BEM UI Leon Alvinda Putra Adalah Jokowi Mania

Ubedilah memberi hitungan terkait pembelian vaksin. Seperti diketahui, pemerintah menetapkan harga vaksin yakni Rp321.660 per dosis dan tarif maksimal pelayanan vaksinasi sebesar Rp. 117.910 per dosis.

Menurut Ubedilah, setiap individu perlu menyiapkan Rp. 643.320 untuk dua dosis vaksin dan Rp. 235.820 untuk pelayanan vaksinasi dua dosis. Oleh sebab itu hitungan Ubedilah menjadi Rp. 879,140.

“Itu harga gila mendekati 1 juta rupiah untuk vaksin (lengkap dua dosis, red). Ini yang salah Erick Thohir atau Jokowi ya? Sepertinya dua duanya keliru sejak dalam pikiran. Erick Thohir makin ngaco, Presiden makin Lip Service,” tuturnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: