Jepang Mulai Bicara Krisis pada Taiwan saat Ketegangan China-Amerika Meningkat
Ketegangan militer yang meningkat di sekitar Taiwan serta persaingan ekonomi dan teknologi antara China dan Amerika Serikat (AS) mengancam perdamaian dan stabilitas di Asia Timur. Itu terjadi ketika keseimbangan kekuatan regional bergeser menguntungkan Beijing, kata Jepang dalam buku putih pertahanan tahunannya.
"Penting bagi kita untuk memperhatikan situasi dengan rasa krisis lebih dari sebelumnya," kata surat kabar itu di bagian baru tentang Taiwan, dilansir CNN, Selasa (13/7/2021).
Baca Juga: Terkait Kabar akan Diakuisisi Perusahaan Rokok Asal Jepang, Begini Jawaban Tegas Gudang Garam
"Secara khusus, persaingan di bidang teknologi kemungkinan akan menjadi lebih intens," katanya tentang pergumulan AS-China.
Tinjauan pertahanan, yang disetujui oleh pemerintah Perdana Menteri Yoshihide Suga pada hari Selasa, menunjuk ke China sebagai masalah keamanan nasional utama Jepang.
Peningkatan aktivitas militer Beijing baru-baru ini di sekitar Taiwan membuat Tokyo khawatir karena pulau itu terletak dekat dengan rantai Okinawa di ujung barat kepulauan Jepang.
Presiden China Xi Jinping bulan ini berjanji untuk menyelesaikan "penyatuan kembali" dengan Taiwan dan pada bulan Juni mengkritik AS sebagai "pencipta risiko" setelah mengirim kapal perang melalui Selat Taiwan yang memisahkan pulau itu dari daratan.
Wakil perdana menteri dan menteri keuangan Jepang, Taro Aso, bulan ini dalam pidato yang dilaporkan oleh media Jepang mengatakan Jepang harus bergabung dengan AS untuk mempertahankan Taiwan dari invasi apapun.
Aso kemudian mengatakan segala kemungkinan atas Taiwan harus diselesaikan melalui dialog ketika ditanya tentang pernyataan tersebut, yang mendapat teguran dari Beijing.
Ketika persaingan militer antara AS dan China semakin dalam, persaingan ekonomi mereka memicu perlombaan untuk memimpin dalam teknologi utama, seperti semikonduktor, kecerdasan buatan, dan komputasi kuantum.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: